Lippo Putus Air Apartemen, 1.500 Penghuni Kelabakan
Pengelola Apartemen Berutang Rp 40 Miliar
KARAWACI,SNOL Sebanyak 1.500 penghuni apartemen Amartapura di kawasan Lippo Karawaci resah. Mereka kelabakan setelah sambungan airnya diputus oleh pihak PT Tata Mandiri Daerah (TMD) Lippo Karawaci Tbk.
Keresahan diungkapkan Sugiono, salah seorang penghuni sekaligus pemilik unit Apartemen Amartapura Tower A Lantai 60. Menurutnya sejak tahun 2006, dia selalu menunaikan kewajiban membayar tagihan iuran pemeliharaan lingkungan berupa pengangkutan sampah, air, listrik dan limbah dari Perhimpunan Pengurus Kondominium Amartapura (PPKA). Setiap bulan, para penghuni membayar 1,5 juta rupiah untuk seluruh jenis iuran pemeliharaan lingkungan.
Sugiono pun merasa kaget ketika mengetahui bahwa aliran air di kawasan apartemen yang memiliki unit sekitar 750 itu ternyata sudah dihentikan oleh PT Tata Mandiri Daerah (TMD) Lippo Karawaci Tbk.
Setelah melakukan klarifikasi, Sugiono mengantongi informasi jika penghentian fasilitas air dan pengelolaan sampah ini akibat dari belum dibayarkannya biaya atas jasa tersebut oleh Perhimpunan Penghuni Kondominium Amartapura (PPKA) ke PT Tata Mandiri Daerah Lippo Karawaci.
“Ternyata uang yang kami setorkan tidak pernah dibayarkan kepada PT TMD Lippo. Akibatnya kami terancam tidak dapat air dan sampah tidak diangkut,” ujarnya.
Informasi ini sendiri didapat Sugiono setelah melakukan kroscek kepada pihak PT TMD Lippo dan PPKA. PT TMD menjelaskan PT PPKA sudah berhutang mencapai 40 miliar sejak tahun 2001 terkait biaya pemeliharaan dan lingkungan. Akibat utang itu, PT TMD menghentikan suplai air dan mengangkut sampah dari kondominum Amartapura.
Sugiono mengaku sudah mempertanyakan masalah ini ke pihak PPKA namun ternyata tidak ada yang bisa menjelaskan alasan utang miliaran rupiah itu. Sugiono sendiri meminta agar permasalahan ini dapat diselesaikan. Mengingat ada sekitar 700 unit kondominium yang dihuni oleh sekira 1500 orang.
“Air setahu saya sekarang dibeli dari luar bukan lagi dari TMD. Sampah juga demikian. Ini kan membuat kami selaku penghuni merugi dari sisi kenyamanan. Padahal kami bayar uang iuran Rp1,5 juta perbulan per unitnya,” kata Sugiono.
Juru Bicara Lippo Karawaci Tbk, Danang Kemayanjati membenarkan pihaknya melakukan langkah pemutusan sambungan air dan pengelolaan sampah ke kondominium Amartapura. Langkah itu dilakukan karena pihak manajemen Amartapura memiliki utang Rp40 miliar terkait dengan biaya air dan pengelolaan sampah.
Dijelaskannya, utang itu menumpuk sejak tahun 2001. Di tahun 2008, manajemen Amartapura membayar sekitar Rp2 miliar. Namun selanjutnya hingga 2015, tidak ada lagi pembayaran.
“Kami memohon maaf apabila penghuni merasa tidak nyaman. Kami hanya penyedia air dan pengelola sampah. Lippo tidak punya saham di Amartapura. Jadi kami lakukan penghentian air dan pengelolaan sampah karena mereka tidak bayar sejak belasan tahun. Kami sudah surati pihak manajemen untuk menyelesaikan masalah ini tapi tidak ada tanggapan serius,” katanya. (uis/gatot/satelitnews)
Leave a Reply