Kabupaten Tangerang Jadi Primadona Pengembang Properti

TANGERANG,SNOL Setelah harga lahan di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) habis terkikis pengembangan perumahan, kini lahan di Kabupaten Tangerang kian menjadi primadona bisnis properti.

Demikian diungkapkan Nurul Yakin, pengamat properti dari Asosiasi Broker Indonesia (Arebi), Senin (26/8).

“Lahan di sana (Kabupaten Tangerang) seperti tanah surga bagi pengembang kecil dan menengah ini, karena harga lahannya masih murah dibanding tetangganya (Kota Tangerang dan Kota Tangsel) yang harga lahannya sangat tinggi. Tapi untuk keuntungan investasi masih sangat lama, dan para pengembang ini harus kerja keras agar pembeli berminat,” katanya.

Tak beda dengan pengembang skala kecil dan menengah, pengembang besar pun kian melirik Kabupaten Tangerang sebagai kawasan emas yang akan mereka kembangkan kelak. Bahkan, pengembang besar seperti Sinar Mas, Paramount, dan juga Summerecon sudah sejak lama membidik lahan di Kabupaten Tangerang dengan menjadikannya land bank (bank tanah) yang nantinya akan menjadi kawasan yang akan mereka kembangkan.

Contoh diburunya lahan di Kabupaten Tangerang untuk perumahan, bisa tergambar dari pesatnya pembangunan perumahan oleh pengembang skala kecil dan menengah di daerah Panongan, Tigaraksa, Sepatan, Binong, Cisauk, Pagedangan, sampai kawasan Cisoka dan Tenjo.

“Yang berani langsung membangun saat ini baru pengebang kecil. Sedangkan pengembang besar masih melihat prospek investasinya,” singkatnya.

Kepala Pemasaran Grand Metro Tigaraksa, Heri, mengatakan, pilihan perusahannya membangun perumahan kelas sederhana dan menengah di Tigaraksa semata-mata karena melihat lahan yang belum begitu mahal disana.

“Pilihan logis membangun perumahan sederhana di Tigaraksa. Sebab, kawasan ini merupakan kawasan paling berkembang dan butuh banyak pemukiman baru. Selain itu, lahannya masih murah,” jelasnya.

Perumahan yang dikembangkan PT. Mitra Bangun Assetama ini juga tak mau ambil resiko dengan memilih kawasan yang berdekatan dengan pengembang besar, seperti BSD, Paramount, maupun Summerecon.

“Lahan yang berdekatan dengan milik pengembang besar pasti lebih mahal harganya. Makanya, kami pilih yang jauh namun tetap diminati warga berpenghasilan menengah ke bawah,” imbuhnya.

Pengembang Mutiara Tigaraksa pun mengaku, pilihan mereka mengambil kawasan Tigaraksa karena lahan di wilayah itu masih terjangkau dan merupakan kawasan yang sudah ditetapkan pemerintah setempat untuk kawasan perumahan. Sehingga, tidak sulit bagi mereka membangun perumahan disana.

“Tigaraksa, Panongan, Pasar Kemis memang di setting untuk kawasan pemukiman, jadi mudah perizinannya,” tandasnya. (pane/hendra)