Mendobrak Ketakutan, Menyemai Keberanian
“Buat apa hidup kalau kita tidak berani mencoba sesuatu”. Vincent van Gogh (1853–1890), pelukis Belanda.
Ada banyak orang yang memiliki ketakutan yang besar akan sesuatu.
Di zaman yang serba canggih ini kita sering menemukan orang yang memiliki ketakutan yang besar bukan kepada orang lain akan tetapi kepada dirinya sendiri.
Jika ketakutan kepada orang lain dengan mudah kita mengetahui kelemahan dan ciri orang lain, sementara ketakutan dengan diri sendiri menjadi bias dan abstrak. Itulah mengapa kita mengalami kesulitan untuk menyelesaikan ketakutan kita sendiri.
Ada 4 macam tipe ketakutan yang besar yang sering dialami oleh kebanyakan kita. Ketakutan yang besar seringnya menghalangi setiap keyakinan dan rencana-rencana besar dan agung kita.
1. Ketakutan yang besar terhadap kemiskinan dan kekurangan, hal ini sering menjadi tabiat dasar manusia yaitu takut kekurangan. Ketika kita takut akan kekurangan sesuatu, maka kita akan berusaha memiliki sesuatu yang lebih banyak agar kita aman dan levitra overnite nyaman dengan berbagai cara yang ada. Para koruptor bangsa ini memiliki ketakutan yang besar terhadap hidup yang kekurangan.
Kemiskinan dan kekurangan jika tidak diimbangi oleh keimanan yang kuat maka akan mudah tergoda oleh rayuan harta yang terkesan memikat sebenarnya namun menjerat leher kita sendiri. Oleh karena itulah Nabi bersabda bahwa” Sesungguhnya orang-orang yang miskin bisa mendekati kekufuran”. Memang dijelaskan dalam buku saya “OMA:One Minute Awareness” bahwa kemiskinan bisa menjadi titik balik dan daya ungkit untuk hidup kita, namun juga banyak yang kalah oleh kemiskinan dan kekurangan sehingga ia benar-benar kalah dalam perjuangan hidup.
2. Ketakutan yang besar terhadap kegagalan di masa lalu, setiap orang pernah gagal dalam membangun kesuksesan dirinya, kegagalan dan kesuskesan seperti koin yang bermata dua yang tidak bisa dipisahkan, ia menempel dan menjadi satu bagian yang sulit dipisahkan. Trauma akan masa lalu selalu membekas dalam diri kita dan rasanya sulit akan kita rubah. Dalam training T7A, saya selalu melihat banyak alumni yang berhasil dalam mengatasi “trauma” dalam dirinya terutama ketika telah mengikuti terapi pikiran (Awareness of alliedexpress.com.au thinking).
3. Ketakutan yang besar terhadap resiko besar, banyak orang menginginkan sukses namun mereka tidak mau mengambil resiko besar. Siapapun yang ingin sukses harus siap dengan resiko terbesar yaitu kegagalan. Dekat kantor saya, ada seorang Ko, pria keturunan ia sering sharing dan bercanda tentang kehidupan. Ketika ia pertama sekali membuka usaha restoran, ia benahi dulu cara berpikir bahwa kalaupun ia gagal siap memasang badan di http://intravenous.net/original-viagra penjara. Karena sikap dan it's great! kesiapanya untuk gagal justru malah ia tidak gagal dalam usahanya.
4. Ketakutan yang besar terhadap sesuatu yang belum terjadi. Kita sering menyebutnya sebagai was-was. Ketakutan terhadap setiap rencana akan gagal bisa jadi sangat membahayakan diri kita sendiri. Banyak dari kita yang akhirnya hanya jalan ditempat. Pernahkah anda melihat seorang penari dansa caca, yang setelah ia maju kemudian ia mundur kembali.
Semua ketakutan-ketakutan tersebut terekam dalam pikiran bawah sadar kita lalu menekan potensi-potensi agung dan mulia yang kita miliki. Keagungan sekaligus keteledanan kita seringsekali terhenti oleh ketakutan-ketakutan yang justru sebenarnya kita buat sendiri. Ada banyak jalan-jalan kesuksesan dan kemuliaan yang belum terungkap oleh kita, karena sebelum kita mengungkapnya kita sudah terjebak kalah oleh ketakutan yang ada dalam bayang-bayang kita sendiri. (*)