Kembalikan Kejayaan Betawi Lewat Silat Cingkrik
SNOL. Diperkirakan seni beladiri silat sudah berkembang di Betawi sejak abad 16. Di Betawi sendiri tumbuh berbagai aliran silat yang biasanya merunuk kepada asal kampung atau daerah perkembangan aliran silat tersebut seperti silat Rawabelong, Silat Tanah Abang, Silat kemayoran serta silat lainnya.
Begitupula aliran jurusnya muncul berbagai variasi seperti Gie Sau, Beksi, Kelabang Nyebrang, Merak Ngigel, Naga Ngerem dan salah satu yang terkenalnya adalah Cingkrik.
Silat Cingkrik pun telah masuk ke berbagai pelosok kampung Betawi dan memiliki banyak turunan alirannya, selain juga aliran silat Beksi yang tersebar luas.
Seperti perguruan pencak silat Cingkrik Cabang Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, dengan diketuai oleh Yudi Bone (40) hingga kini masih melestarikan seni budaya anak Betawi punya gaye ini.
Ketua Cingkrik Cabang Ciputat Timur, Yudi Bone mengatakan, bahwa pencak silat Cingkrik salah satu budaya Betawi yang musti dilestarikan jangan sampai hilang. Ia juga berharap masyarakat mau melestarikan dengan ikut terlibat, mengikuti latihan juga sebagai wahana olahraga.
“Kami minta kepada para pemuda untuk ikut andil melestarikan seni bela diri, yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini. Tapi silat Cingkrik ini jangan disalahgunakan, tapi dilestarikan bukan untuk gagahan,” ujar Yudi Bone, Jumat (7/3).
Dijelaskan Yudi, kalau bukan orang Betawi sendiri yang mampu merawat dan melestarikan silat Cingkrik ini siapa lagi. Dengan demikian sudah saatnya apa yang dimiliki harus diamalkan kepada orang lain. Dan bukan hanya untuk konsumsi individu, tapi untuk dikenalkan kepada masyarakat luas.
“Saatnya mengamalkan ilmu untuk Betawi dan berjuang untuk mengembalikan kejayaan Betawi melalui seni budaya Silat Cingkrik ini,” imbunya.
Salah satu guru Silat Cingkrik, Didin (45) mengungkapkan, dengan adanya wadah yang sudah berdiri sekian lama ini, diharapkan mampu menjadi tempat untuk mengolah raga agar tubuh tetap bugar dan sehat baik tingkat anak-anak hingga orang tua.
“Kami tidak menutup dan membatasi bagi siapa saja yang mau belajar Silat Cingkrik ini, karena dari 80 orang yang ikut bergabung beladiri Betawi dari semua kalangan. Kami melaksanakan latihan setiap Selasa, Jumat malam. Sementara hari Minggu rutin latihan di sekitar Situ Gintung,” ucapnya.
Didin menambahkan, perguruan silat Cingrik cabang Ciputat Timur ini berdiri sejak 1980-an di Rempoa dan pada 1986 diresmikan oleh Almarhum Usup bin Tohir dan kini diteruskan oleh para muridnya diantaranya Ka’awang, Didin, Yanto dan Yudi Bone.
“Sejarahnya Almarhum Usup bin Tohir asli orang Rempoa menimba ilmu pada salah satu guru besar Pencak Silat Cingkrik di Grogol Jakarta Barat bernama Babeh Anin bin Urin atau yang dikenal Ki Goning. Konon Ki Goning salah satu master dalam silat Cingkrik, hobinya sering tarung dengan lawan untuk mengetes sejauh mana kekuatan beladirinya,” pungkasnya. (jojo/hendra)