Serapan Beras Lokal Capai 49,6 Persen

PANDEGLANG,SNOL— Bulog Sub Divre Pandeglang–Lebak mengoptimalkan serapan beras lokal dari petani Pandeglang dan Lebak sebesar 49,6 persen. Langkah ini dilakukan untuk mengamankan stok beras hingga hari raya lebaran nanti.

Kepala Bulog Sub Divre Pandeglang – Lebak Herman Sadik mengungkapkan, stok beras di gudang Bulog Sub Divre Pandeglang–Lebak mencapai sekitar 8000 ton, dengan jumlah serapan beras sebesar 49,6 persen dari produksi lokal. “Dengan optimalnya serapan beras lokal diharapkan petani bisa meningkatkan kesejahteraannya serta mampu meningkatkan produksinya,” ujarnya, Selasa (1/7).

Data per 1 Juli 2014 menyebutkan, stok beras dinilai cukup untuk 3 bulan kedepan khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dua kabupaten. “Kalaupun mengalami kekurangan beras, kami bisa minta ke Bulog di Jakarta dengan pasokan beras nasional dan hal itu sudah kami koordinasikan jauh-jauh hari,” imbuh Herman.

Sadik menambahkan, Bulog terus berupaya mengoptimalkan sosialisasi serapan beras rakyat miskin (Raskin). Karena sampai pertengahan tahun ini masih banyak stok Raskin yang belum terserap. Bahkan beberapa desa di wilayah Selatan Kabupaten Pandeglang masih ada yang baru menyerap raskin bulan keempat. “Kami mohon dukungan semua pihak. Jika ada kondisi yang tidak sesuai dilapangan, laporkan langsung,” tegas Sadik.

Sadik menjelaskan, target pengadaan beras lokal untuk dua wilayah tersebut mencapai 34. 500 ton, dengan harga pokok pembelian (HPP) sebesar Rp6.600/kg. Meski beras lokal, kualitasnya tidak kalah bersaing dengan beras lain yang ada di Indonesia. “Mekanisme pengadaannya bisa berkoordinasi melalui mitra, Satgas dan Gapoktan. Tidak ada limit, berapapun jumlahnya kami bisa menampung. Kami sudah tetapkan standar kualitasnya,” tandasnya.

Sementara itu, di awal bulan ramadhan ini harga beras dipasaran mengalami kenaikan dari Rp500–Rp1000/kg. Di blok bawah pasar Badak, harga beras kualitas terendah biasanya Rp 5000/kg naik menjadi Rp5500/kg. Bahkan ada yang menjualnya Rp6000/kg. Hal itu membuat konsumen resah dan sebagian diantaranya enggan membeli beras dalam jumlah besar. Namun kondisi itu dianggap masih normal dan wajar karena permintaan beras dipasaran juga meningkat. Sedangkan stok beras di agen serta para pengecer belum ada peningkatan signifikan.

“Kenaikan ini dipicu oleh kondisi, sementara stok berasnya aman. Insyaallah kami siap memenuhi kebutuhan konsumen sampai idul fitri nanti,” ujar Yani, salah seorang penjual beras di pasar badak. (mardiana/aditya)