Menyayangi Musang ala Komunitas SOMAT

f-aktivitas SOMAT-widyasatelitnews

SIAPA yang tak mengenal hewan mamalia satu ini. Secara fisik menyerupai seekor kucing tetapi moncong mulutnya menyerupai anjing. Itulah musang. Hewan pemburu ayam dan sejenisnya, yang aktif pada malam hari.

Meskipun dikategorikan binatang liar, musang ternyat bisa dijinakkan bahkan bisa dipelihara oleh manusia seperti binatang peliharaan lainnya semacam kucing, anjing dan kelinci.

Keunikan binatang ini membuat para pecinta musang di Kota Tangerang menghimpun diri dalam Komunitas Solidaritas Owner Musang Tangerang yang biasa dipanggil SOMAT. Komunitas SOMAT menjadi wadah bagi pecinta dan pelestari Musang se-Tangerang Raya yang tersebar di canadian drugs cialis Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, maupun Kabupaten Tangerang.

Ketua SOMAT Yatna Sasmita mengungkapkan, awal terbentuknya komunitas ini berawal dari keprihatian sejumlah pemuda atas berkurangnya populasi musang di Indonesia khususnya di wilayah perindustrian seperti Tangerang.

Para penyayang Musang di Tangerang ini awalnya saling menjalin komunikasi melalui jejaring sosial facebook. “Awalnya cuma saya dengan Rudy Budiman yang bergabung di jejaring sosial Facebook,” kata Yatna.

Interaksi melalui jejaring sosial ini ternyata mendapat respon positif dari para pecinta musang lainnya. Akhirnya 8 November 2013 mereka meresmikan komunitas Solidaritas Owner Musang Tangerang (SOMAT).

Saat itu hanya ada 6 anggota SOMAT. Yaitu Ical, Anwari, Alan, Budi, Rudy Bidman, dan Yatna. “Yah bisa dibilang kamilah penggagas komunitas ini,” ujar Yatna.

Komunitas ini, bukan hanya diperuntukan orang-orang yang memiliki musang. Siapapun boleh bergabung. “Bagi semua pecinta musang baik yang memiliki musang ataupun tidak , boleh bergabung di komunitas ini” kata Yatna.

Visi komunitas ini adalah mengubah anggapan buruk masyarakat terhadap musang. Bahkan merumahkan musang layaknya hewan peliharaan hewan lainnya. Tak heran bila SOMAT sering melakukan gathering di tempat-tempat umum yang bisa dilihat dan disaksikan oleh khalayak ramai. “Musang itu lucu dan bisa jinak. Musang juga bisa dipelihara dengan bebas bukan dikandangi,” ujarnya.

Selain berkumpul dengan komunitas pecinta musang, mereka juga sering melakukan aktifitas yang bersifat sosial maupun edukasi tentang musang. Ini untuk menambah wawasan bagi anggota dan menyebarkan visi dan http://univtube.org/wordpress/canada-cialis-online misi yang ingin dicapai bersama.
“Motto kami adalah “we are not community, we are the big family”. Jadi, SOMAT bukan sekadar komunitas tetapi lebih mengedepankan asas kekeluargaan. Karena kami mencintai musang, jadi kami saling mengasihi dan menyayangi layaknya saudara sendiri,” ujar Yatna sambil menggendong hewan yang lucu itu.

Dari berbagai jenis musang yang ada di Indonesia jenis musang pandan yang biasanya dibudidayakan untuk menghasilkan biji kopi dengan kualitas terbaik yang diolah untuk pembuatan kopi luwak. Selain itu, ada musang bulan, musang akar, dan musang rase.(widya/made/satelitnews)