Kalimaya Asli Lebak Ditawar Setengah Miliar

HL ILDHAN - PERESMIAN PAMERAN BATU AKIK (5)

KONTES Batu Kalimaya Banten yang digelar oleh Dinas Koperasi dan UMKM, bekerjasama dengan Asosiasi Kalimaya Rangkasbitung Banten (Akrab) bertempat di eks Pendopo Gubernur, Sabtu (18/4) lalu, berlangsung meriah. Ratusan kontestan dari berbagai daerah di Banten, datang untuk berpartisipasi dalam kejuaraan bergengsi ini.

Batu Kalimaya jenis Black Oval khususnya, tidak heran jika batu ini banyak dicari orang. Keindahan batu yang memancarkan percikan warna-warni dari dasar warna batu hitam ini, memang tidak terlukiskan dengan kata-kata. Di kelas Black Oval, ada sebanyak 30 peserta dari berbagai daerah di Banten yang turut ambil bagian lomba.

Samsuri (42) atau lebih dikenal dengan nama Isam Kalimaya, warga asli Sajira, Kabupaten Lebak, muncul sebagai juara pertama. Kalimaya Black Oval miliknya, berukuran sebesar biji salak, dengan corak kembang yang penuh warna dan memancarkan cahaya yang indah.

“Alhamdulillah juara. Tidak sia-sia datang jauh-jauh dari Lebak kesini. Ini baru pertama kalinya saya ikut lomba batu akik, langsung juara,” kata Isam Kalimaya.

Tidak hanya kelas Black Oval, empat seri lainnya yakni, kelas Kalimaya Abu, Teh, Cristal, dan Susu, juga diikutinya. “Selain kelas Black Oval, saya ikut juga di kelas seri lainnya. Tapi alhamdulillah kelas Black Oval ini yang benar-benar membuat saya merasa senang. Soalnya, sudah dilihat Plt Gubernur. Sudah banyak yang nawar juga dengan harga tinggi. Tapi, tidak saya jual,” tambahnya.

Bahkan menurutnya, Batu Kalimaya miliknya sempat menjadi incaran beberapa orang pejabat di eltaller-blog.com Lebak. Tak tanggung-tanggung, pejabat tersebut berani merogoh kocek hingga Rp 500 juta, demi mendapatkan Kalimaya milik Isam.

Sementara, salah seorang juri kontes Batu, Abdul Yahya mengatakan, penilaian batu kalimaya Banten diambil berdasarkan kualitas batu, kelangkaan batu, keindahan kembang batu, dan corak kembang batu yang dimiliki.

“Kita menilai dari segi kualitas dan corak kembang batu. Yang paling penting adalah, pancaran kembang dan kelangkaan batu yang juga jadi bahan pertimbangan,” ujar Abdul Yahya.

Dibagian lain, permintaan akan batu Kalimaya jenis Black Oval, selama ini cukup tinggi. “Permata Kalimaya jenis Black Oval dari  Lebak Banten, masuk kategori terbaik di dunia,” ucap Jafar, seorang perajin batu permata Kalimaya asli Lebak.

Jafar mengatakan, saat ini permintaan jenis batu itu cukup tinggi. Baik oleh kolektor domestik, maupun manca negara. Sebab, Batu Kalimaya dari Kabupaten Lebak memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan negara Australia, Afrika, dan Amerika Latin.

Black Oval Lebak ini memiliki kilau warna yang lebih hidup. Warnanya tidak menghilang dan tekstur permata kalimaya hitam dari Lebak terlihat lebih kasar. Karena itu, harga pasaran black oval atau oval hitam cukup mahal dan diburu para kolektor. “Harga Black Oval bervariasi, tergantung warnanya. Harganya kisaran Rp 300 ribu sampai Rp 50 juta lebih,” tuturnya.

Begitu pula, dikatakan Edi Kalimaya. Perajin Kalimaya dari Maja, Kabupaten Lebak yang mengikuti pameran di Pendopo Gubernur Lama mengaku, dirinya kewalahan dengan tingginya permintaan akan permata kalimaya Black Oval. “Selama dua hari ikut pameran sudah laku 75 permata, dengan harga Rp 300 ribu sampai Rp 5 juta perBuah,” ungkap Edi.

Pembeli yang datang dari Rangkasbitung, Serang, Cilegon, Tangerang, Pandeglang, Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Mereka membeli dengan jumlah banyak untuk dijual kembali karena harganya cukup lumayan. “Saya kira tingginya permintaan pasar, karena permata kalimaya memiliki daya tarik sendiri. Dari pancaran warna pelangi dapat berubah-ubah. Itulah kelebihan permata asal Lebak,” imbuhnya. (metty/mardiana/jarkasih)