Tak Suka Jalan Aspal Mulus

Digital image

Komunitas Motor Trail Gas Poll

BINTARO, SNOL Brumm..brumm..brumm, suara motor trail terdengar meraung-raung. Mungkin kalau hanya satu unit sih biasa. Tapi bagaimana jika jum­lahnya belasan bahkan puluhan? Mari kita berkena­lan dengan Komunitas pecinta motor trail, Gas Poll dari Bintaro, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Komunitas ini bisa dibilang langka. Sebab, jika semua orang membenci suara motor yang bising memekakkan telinga, berbeda dengan member komunitas ini. Adalah komunitas sepeda motor trail Gas Poll yang menjadi satu dari sedikit komunitas motor trail di Tangsel.

Suara cempreng khas sepeda motor trail terdengar di salah satu sudut perumahan Bintaro Jaya, tepatnya di Taman Permata 2 Bintaro Jaya Sektor IX. Terden­gar samar kata-kata “kiri…kiri..kanan..kanan…”

Ternyata, seorang anggota Club Gas Poll sedang melakukan pemanasan. Itu merupakan ritual wajib sebelum mengendarai kendaraan dengan mesin besar dan http://nirvanaspa.co.uk/levitra-canda kekuatan luar biasa, sebelum menuju lokasi yang telah disepakati dan disetujui para anggota Club Gas Poll.

Dua tahun terbentuk menjadi klub, anggotanya merupakan orang lama yang menggilai kegiatan ekstrem. Topan Trial, salah seorang penggagas komunitas yang bersekretariat di Jalan Pertanian No 41 Depan Pintu Gerbang Taman Permata 2 Bintaro Jaya Sektor IX Kota Tangsel ini menjelaskan, setiap Jumat seluruh anggota akan berkumpul di sekretariat untuk membahas lokasi yang menjadi tujuan touring club.

“Kalau tidak jauh tujuannya atau sedang tidak ingin jauh perginya. Biasanya di JPG atau di Pol­resta Tigaraksa (Polresta Tangerang-red),” ujarnya. Tak hanya berunding soal tujuan touring, tapi juga mempersiapkan kendaraan agar fit saat melaju di jalan. Makanya, dengan motor khas lelaki ini, berbagai wilayah di Indonesia pun sudah dijelajahi. Mulai dari pegunungan, bukit, sungai, gurun maupun rimba, pernah mereka taklukan.

“Semakin sulit jalur yang dilewati, maka hati dan jiwa semakin bahagia. Andrenalin kita sebagai pengendara memuncak saat medan sulit kita lalui,” ungkapnya. Selama menjalani dan menekuni hobi ekstrem ini, lanjut Topan, tidak pernah menemui jalur yang ekstrim dan memuaskan seperti jalur Hambalang. Sebab jalur yang berada di Bogor ini memiliki kontur tanah yang naik turun khas pegu­nungan.

Tak hanya itu, medannya pun tanah dan bebatuan, sangat pas bagi motor gagah mereka. “Makanya kami tidak menyukai jalan aspal, halus, mulus. Ka­lau medannya tanah liat, licin, berbatu, itu baru yang kami sukai,” tutur Topan. (pramita/made)