3.237 Warga Banten Terinveksi HIV/ AIDS

f-stop aids-dokjpnn

SERANG,SNOL Penyebaran virus mematikan HIV/AIDS tak pandang bulu, dan sudah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat. Sebanyak 3.237 warga Banten terinveksi HIV/ AIDS.

Mulai kalangan anak sekolah dan mahasiswa, hingga petani terjangkit virus ini. Bahkan diantaranya seorang TNI dan 15 PNS di wilayah Banten.

Dari 3.237 warga Banten yang terinveksi HIV/ AIDS, penderitanya paling banyak menyebar di Kota Tangerang. Pemerintah daerah mengaku belum optimal dalam penanganan penyakit mematikan tersebut. Pasalnya, dari estimasi orang yang hidup dengan AIDS atau ODHA tahun 2012, jumlah HIV/AIDS mencapai 9.047 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Sigit Wardojo, mengakui penanganan HIV/AIDS perlu ada kerja keras serta kerjasama seluruh pihak.

“Sesuai dengan estimasi ODHA tahun 2012, harusnya kita sudah mendeteksi HIV/AIDS sebanyak 9.047 orang, tapi yang kita capai baru 3.237 atau 36 persen,” kata Sigit, Minggu (30/11).

Saat ini virus HIV/AIDs sudah menyebar ke hampir seluruh lapisan masyarakat. Bukan saja kalangan swasta namun juga sudah menjangkiti pegawai pemerintah.

“Kalangan PNS ada. Tapi saya sendiri tidak tahu PNS dari provinsi atau kabupaten/kota mana, penyebarannya melalui apa. Karena memang sifatnya rahasia,” kata Sigit.

Kasus ini di Banten ibarat fenomena gunung es, dimana jumlah 3 ribu lebih tersebut adalah yang terdeteksi. “Banten ini adalah wilayah perlintasan dari Sumatera. Penyeberan HIV/ AIDS ini kebanyakan dari orang-orang luar yang singgah seperti di pelabuhan dan di daerah perkotaan,” ujarnya.

Pemprov terus bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota termasuk dengan komisi penanggulangan AIDS (KPA), sehingga penyebarannya dapat terpantau lebih ketat lagi.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Wahyu menambahkan, perlu kerjasama seluruh pihak agar virus mematikan itu dapat ditekan jumlahnya.

“Banten sekarang masuk 12 besar secara nasional untuk kasusnya, turun dari tahun sebelumnya yang masuk sembilan besar,” ujarnya.

Data Dinkes menunjukkan, cakupan penemuan kasus HIV/AIDS di Provinsi Banten sampai dengan September 2014 jumlahnya sebanyak 3.237 orang dengan rincian, HIV 2.079 dan AIDS 1.158 orang.

Kasus ini paling banyak terjadi di Kota Tangerang dengan jumlah HIV 712 dan AIDS 404. Tertinggi kedua, Kabupaten Tangerang HIV 552 dan AIDS 302, kemudian Kabupaten Serang dengan rincian HIV 372 dan AIDS 99. Selanjutnya, Kota Cilegon HIV sebanyak 158 dan AIDS 109, Kota Tangerang Selatan HIV 120, AIDS 60. Kota Serang HIV 57, AIDS 89, Kabupaten Pandeglang HIV 64 dan AIDS 38, Kabupaten Lebak HIV 44 dan AIDS 57 orang.

Persentase kumulatif kasus AIDS di Banten menurut jenis kelamin tahun 2002 sampai September 2014 didominasi laki -laki yakni 65 persen, 30 persen perempuan dan sebanyak 5 persen tidak diketahui.

Sedangkan persentase kumulatif kasus AIDS di Banten menurut kelompok umur, sebanyak 28,6 persen usia 25 sampai 29 tahun, 24 persen usia 30-34 tahun, 12,9 persen usia 20-24 tahun, 11,4 persen usia 35-39 tahun, 5,8 persen usia 40-44 tahun, 3,8 persen usia 1 sampai 14 tahun, 2,3 persen 45 sampai 49 tahun, 2,1 persen usia lebih dari 50 tahun, usia dibawah satu tahun sebanyak 1,9 persen, dan usia 15 sampai 19 tahun ada 1,5 persen, sementara se-banyak 5,8 persen tidak diketahui usianya.

Untuk trend persentase kasus AIDS di Banten menurut faktor resiko dari tahun 2009 sampai 2014 mengalami perubahan pada tahun-tahun sebelumnya. Di 2002 sampai dengan 2008 napza suntik paling besar yakni 67 persen, heteroseksual 21 persen, namun ditahun 2009 sampai 2014 heteroseksual sebanyak 45 persen, dan napza suntuk menjadi 39 persen, sisanya dari homoseksual, perintal, tatto atau tindik, serta biseksual.

Kasus AIDS di Banten menurut pekerjaan tahun 2002 sampai 2014 sebanyak tenaga non profesional atau karyawan 134 orang ibu rumah tangga 113, wiraswasta 76, buruh kasar 46, pengangguran atau tidka bekerja 17, anak sekolah dna mahasiswa 16, PNS ada 15 orang, supir 11, tenaga profesional media dan penjaja seks masing-masing tiga orang, seniman atau artis 2 orang pramugara atau pilot satu, narapidana dua orang, Anggota TNI/Polri satu orang, peternak/petani/nelayan tiga orang, dan sebanyak 383 orang tidak diketahui jenis pekerjaannya.(metty/jarkasih/satelitnews)