Peduli mendidik Anak Jalanan
TANGERANG,SNOL— Mengajar memang menjadi keputusan Jihan Nabilah (20), namun tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi tenaga pengajar anak jalanan.
Di rumah kontrakan yang sempit, terlihat Jeje panggilan akrabnya sedang asyik mengajarkan anak jalanan di we choice Roemah Tawon di Tanah Tinggi Kota Tangerang.
Gadis yang senang menggunakan celana jeans ini, mulai meminati dunia anak jalanan sejak masih duduk di semester 4. Saat itu, dia masih ikut-ikutan dengan teman yang lebih dulu aktif di beberapa kegiatan anak jalanan.
Awalnya, Jeje merasa risih dan cialis no rx sulit beradaptasi dengan anak-anak jalanan. Terlihat kumuh, lusuh, kucel, pastinya kotor dan bau. Namun, setelah berbaur anak yang dianggapnya negatif, ternyata mereka adalah anak yang terbuka dan mudah bergaul meski baru mengenalnya.
“Awalnya sih ikut-ikutan aja sama teman, tapi setelah kenal mereka ternyata semuanya asyik banget dan sebenarnya mereka baik-baik kok,”ujarnya sambil merangkul salah satu anak didiknya.
Mahasiswi semester 6 Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Kota Tangerang ini mengaku, meski jadwal kuliahnya padat, dia tetap menyempatkan datang ke rumah sederhana tersebut. Dia memang tidak memberikan sejumlah materi, hanya berupa mengajar dan menemani anak-anak bermain sudah menjadi kepuasan tersendiri.
Menurutnya, mengajar anak-anak jalanan merupakan tantangan terberat di dalam keputusannya menjadi seorang guru. Jeje menilai, anak-anak biasa memang sudah menyadari pentingnya menuntut ilmu bahkan didukung oleh orang tua.
Sedangkan, anak jalanan sudah terkontaminasi dengan tuntutan mencari uang. Apalagi, tidak sedikit orang tua anak didiknya yang tidak mendukung dengan program belajar.
“Jadi bukan hanya mengajar, tapi juga memberikan pengertian kepada anak didik yang merupakan anak jalanan dan orang tuanya juga, tidak jarang harus berdebat dengan orang tuanya,”ujarnya.
Selain itu, gadis berkerudung yang tergabung di Komunitas 1000 Guru Tangerang tersebut tidak pernah memikirkan gaji bulanan atau bayaran. Selama ini, yang dilakukannya merupakan panggilan hati untuk ikut serta mencerdaskan anak bangsa.
Selama ini, Dia memberikan pembelajaran dari yang paling mudah dan mendasar. Mulai dari belajar menghitung, membaca, mengaji, mendongeng, dan lainnya. Menurutnya, mendidik anak jalanan berbeda dengan anak pada umumnya.
Anak jalanan harus disisipi pengetahuan tentang moral setiap kali mengajar. Asupan keagamaanlah yang paling dibutuhkan oleh anak-anak jalanan. “Meskipun mereka anak jalanan, kalau diberikan asupan moral insyaallah prilakunya bisa terjaga, itu yang paling penting,” paparnya.
Statusnya sebgaai mahasiswi, membuat Jeje merasa mengajar anak jalanan untuk menambah pengalaman dan wawasan. Sebelum pada akhirnya menjadi guru di sekolah-sekolah formal. Meskipun begitu, Jeje tidak ingin meninggalkan tempat yang begitu dicintainya, Roemah Tawon. (widiawati/pramita)