Bawang Oplosan Beredar di Pasar

TIGARAKSA,SNOL—Beragam cara dilakukan pedagang sayuran untuk menekan kerugian atau meraup untung di the best choice tengah kenaikan harga bawang merah. Salah satunya dengan mengoplos bawang merah kualitas bagus dengan kualitas jelek,

seperti yang terjadi di Pasar Cikupa Desa Cikupa, Kecamatan Cikupa.

            Salah satu pedagang sayuran di Pasar Cikupa, Wawan mengaku, harga bawang merah saat ini mencapai Rp30.000 per kg, padahal tiga hari sebelumnya masih Rp20.000 per kg. Untuk menekan kerugian, para pedangang menyiasatinya dengan cara mengoplos bawang merah kualitas bagus dengan bawang yang sudah rusak.

            “Kami terpaksa mengoplos bawang merah. Biasanya 2 kg bawang kualitas bagus dicampur 3/4 kg bawang yang sudah agak layu walaupun belum busuk. Pembeli justru banyak yang beli karena harganya lebih murah. Kalau enggak gitu kita rugi lah mas. Sedangkan kenaikan harganya sendiri aja udah tiga kali lipat. Mau dapat untung dari mana kita kalau enggak begitu,” ungkapnya kepada Satelit News, Rabu (18/3).

            Menanggapi hal ini, Kasi Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Endro Sapta mengatakan, pihaknya belum menerima adanya laporan warga terkait adanya oplosan bawang merah tersebut. “Belum, kami belum menerima pengaduan. Kalau pun memang kabarnya seperti itu, nanti kami akan periksa dulu ke lapangan untuk memastikan kebenarannya,” tuturnya.

            Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kustri Windayani menjelaskan lonjakan harga bawang merah disebabkan pasokan petani merosot. Hal itu setelah sebagian besar hasil panen rusak akibat banjir saat curah hujan tinggi. Sementara petani bawang lainnya memilih mengganti komoditas tanam untuk menghindari kerugian puluhan juta rupiah, yang selalu dialami setiap musim hujan ekstrem.

            “Harga bawang itu mahal, karena kemungkinan ladang bawang mereka terendam banjir atau yang lainnya. Untuk Kabupaten Tangerang sendiri belum mencukupi hasil produksinya buat warga. Sampai saat ini luas lahan tanah pertanian yang difungsikan untuk bawang baru seluas 5 hektar. Itu pun tidak rutin menghasilkan produk bawang, karena bercampur dengan lahan persawah,” pungkasnya. (mg27/aditya)