Otak-Otak Sepatan Tembus Singapura

TIGARAKSA,SNOL—Makanan otak-otak dari ikan tenggiri buatan warga Kecamatan Sepatan Timur tembus pasar negara tetangga, yakni Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia.

Omset bisnisnya pun menggiurkan yakni Rp350 juta per tahun.

Pengelola otak-otak merek Nyonya Linda, Mursan mengungkapkan, bisnis otak-otak dari ikan tenggiri saat ini cukup cerah, terlihat dari tingginya pemesanan hingga pasar Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia. Ia mengaku dalam sebulan rata-rata mampu memproduksi 500 pieces otak-otak.

            “Rata-rata 500 pieces, tapi kalau pemesanan sedang tinggi ya dilebihkan. Setahun omset saya bisa mencapai Rp350 juta kalau rata-rata pendapatan Rp6 juta-Rp7 juta per hari dari seluruh penjualan. Tapi itu keuntungan kotor, belum dipotong biaya belanja dan produksi,” ujar Mursan kepada Satelit News, akhir pekan kemarin.

            Mursan mengaku, awalnya merintis usaha dengan berjualan dari toko-toko dengan menggunakan sepeda. Karena omset penjualannya terus bertambah, kurun waktu satu tahun dirinya mampu membeli kendaraan roda dua. Kemudian ia mampu memasarkan ke restoran-restoran besar yang ada di Jabodetabek. Setiap tahun omset penjulannya mengalami peningkatan 50 persen.

“Alhamdulillah restoran-restoran seperti bambu oju yang ada di bandara, terus remaja kuring sampai bebek kaleo yang ada di seluruh Jakarta dan Bandung pesannya ke saya. Omset penjualan saya dalam sehari bisa mencapai Rp6 juta-Rp7 juta, dengan modal usaha Rp3 juta dalam sekali produksi otak-otak. Harganya sendiri kalau dari saya itu Rp4000, tapi kalau sudah di restoran beda. Mudah-mudahan tahun berikutnya bisa mencapai eropa” harapnya.

Lanjut Mursan, dirinya terkendala dalam memproduksi otak-otak buatannya karena alat-alat yang digunakan masih manual, sehingga membuatnya kesulitan menghasilkan produk yang istimewa. Hingga kini usaha yang ia tekuni sudah memiliki 30 orang karyawan yang berasal dari tempat produksi otak-otaknya yakni di Kampung Pisangan, Desa Sangiang Kecamatan Sepatan Timur.

“Untuk alat-alatnya sendiri kita dapat bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Ini merupakan salah satu program yang diusulkan pemerintah. Rata-rata yang kerja itu ibu-ibu. Lumayan sulit bikinnya, pertama kita haluskan terlebih dahulu ikannya, kemudian kita taburi rempah-rempah, setelah itu kita campurkan dengan daun bawang. Kalau ikannya enggak halus ya gagal,” kata pria yang akrab disapa Ucang.

            Mursan menambahkan, selain kesulitan alat produksi terkadang dia juga sulit mendapatkan bahan baku berupa ikan tenggiri. “Nah kadang-kadang kami juga susah buat mendapatkan ikannya. Apalagi kalau musim paceklik, nelayan pada enggak mau ngiriim ikan. Biasanya dalam sekali kirim itu bisa 2-3 ton ikan,” ucapnya. Mursan mengaku otak-otak yang diproduksi ini sudah dimulai dari tahun 2009 berkat arahan Herry Wibowo saat menjabat di Dinas Pendidikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Herry Wibowo mengatakan, usaha yang ditekuni Mursan ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan Sumber Daya Masyarakat (SDM). Salah satunya adalah membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi masyarakat pedesaan.

“Otak-otak Ucang itu sekarang sudah eksport ke luar negeri, tapi dia enggak langsung ya, harus dengan menggunakan jasa semacam broker juga. Sejak tahun lalu kalau saya perhatikan omset penjulannya selalu mengalami peningkatan. Terakhir dari kalau tidak salah itu sekitar 300 persenan lah peningkatannya,” pungkasnya. (mg27/aditya)