Ulat Bulu Rusak 9 Hektar Kebun Kelapa
PAKUHAJI,SNOL—Hama ulat bulu menyerang 9 hektar di Desa Gaga, Desa Kiara Payung dan link for you Kramat Kecamatan Pakuhaji sejak 8 bulan lalu. Mirisnya, hingga kini Desa Gaga
dan Kiara Payung belum mendapat bantuan dari Dinas Pertanian dan Peternakan setempat.
Ketua Rt 03 Rw 03 Kampung Dongkal Desa Gaga Madrodi mengatakan, hama ulat bulu itu awalnya menyerang pohon kelapa dan tanaman lainnya di Desa Kampung Kelor dan Desa Pondok Kelor di Kecamatan Sepatan Timur, terus merambat ke Desa Kiara Payung, Desa Gaga dan Desa Kramat di Kecamatan Pakuhaji.
“Sampai saat ini kebun kelapa di nauticalprogressions.net Desa Gaga seluas 2 hektar dan Desa Kiara Payung seluas 3 hektar belum bisa mengatasi serangan hama ulat bulu, sedangkan Desa Kramat sudah mulai subur kembali pohon kelapanya setelah mendapat bantuan dari Dinas Pertanian dan Peternakan. Kami harap desa kami juga diperhatikan,” kata Madrodi kepada Satelit News, Rabu (11/3).
Akibat serangan hama tersebut, kata Madrodi, daun kelapa mengering dan buahnya berguguran. Para petani kelapa pun merugi dan good choice khawatir kehilangan mata pencahariannya. Apalagi selama ini sebagian warga desa tersebut di samping mengandalkan hasil panen padi, juga sangat bergantung pada hasil panen dan penjualan kelapa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Kami berharap serangan hama ulat tersebut segera berlalu. Untuk itu, bantuan dari Pemkab Tangerang melalui dinas terkait sangat penting bagi para petani kelapa dalam memberantas hama ulat,” tegasnya.
Salah satu pemilik pohon kelapa, Arman mengaku rugi hingga puluhan juta rupiah akibat serangan hama tersebut karena kebun kelapa seluas 1 hektar miliknya gagal panen. Ia mengaku dalam sebulan bisa memetik atau memanen kelapa muda sebanyak 2 hingga 3 ribu buah. Kondisi ini semakin parah setelah dirinya juga mengalami gagal panen padi.
Arman menambahkan, selama 8 bulan terakhir ini para pemilik kebun kelapa belum pernah menerima obat pembasmi hama ulat bulu dari Dinas Pertanian atau instansi lainnya baik dari desa maupun kecamatan.
“Jika tidak dikendalikan secepatnya, maka jumlah hama akan terus meningkat dan kerugian warga semakin besar. Saya berharap mudah-mudahan keadaannya cepat kembali seperti semula dan ada perhatian dari pemerintah, supaya tanaman kelapanya bisa normal seperti yang ada di Desa Kramat,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Gaga Abdul Wahab membenarkan hama ulat bulu sudah menyerang kebun pohon kelapa warganya. Awalnya warga mengira pohon mati akibat kekurangan air, tapi ternyata terserang hama. Ia juga akan berusaha untuk mencarikan obat pembasmi hama ulat bulu tersebut.
“Sudah lama pohon kelapa terserang hama ulat dan sudah ribuan pohon yang mati,” pungkasnya. (mg26/aditya)
Tinggalkan Balasan