Dilarang Sandar, Nelayan Cilegon Bakar Perahu

f-Dua nelayan Kaltek membakar perahu mereka di okasi pengurugan pembangunan Dermaga VI Pelabuhan Merak kemarin-ronaldsjpnn

MERAK,SNOL Nelayan di Kelurahan Tamansari Kota Cilegon hilang kesabaran lantaran tak diberikan ijin untuk menyandarkan perahu di Pantai Medaksa, yang dijadikan Dermaga VI Pelabuhan Merak. Mereka memilih membakar perahu miliknya.

Kekesalan dua nelayan di we use it Kota Baja ini memuncak setelah mereka juga mendapat penolakan dari sejumlah nelayan lain di lokasi sandar yang merupakan relokasi dari lokasi sandar sebelumnya, dengan alasan sudah dipenuhi perahu lain. Sementara, lahan sandar baru yang dijanjikan pemerintah untuk menjadi lahan sandar para nelayan hingga saat ini belum terealisasi.

Junaedi, Salah seorang pemilik perahu yang dibakar, mengaku bahwa dirinya membakar perahunya sendiri lantaran putus asa tidak diberikan tempat untuk lahan sandar perahu miliknya. Lahan sandar yang biasa ditempati, saat ini telah berubah fungsi menjadi areal pengurugan untuk pembangunan Dermaga.

“Saya tidak tahu harus bagaimana lagi, mau ngelaut tapi perahu saya nggak bisa tambat karena lahan yang saya tempati sudah diuruk. Katanya pemerintah mau buatkan lahan tambat baru, tapi sampai sekarang belum juga dibangun,” ujarnya, Selasa (11/11).

Kemarin, Junaedi berniat menambatkan perahunya di lokasi sandar kapal nelayan Kaltek yang disarankan pemerintah, sebagai lokasi sandar sementara. Namun ia malah mendapat penolakan dari nelayan lainnya yang bernaung dibawah Kelompok Usaha Bersama (KUB) berbeda.

“Saya dikasih tahu sama Pak Saban (Ketua KUB Bahari-red) lewat orang lain, kalau saya nggak boleh sandarin perahu disini. Karena katanya saya sudah dapat uang kompensasi. Semua nelayan disini juga sudah dapat, tapi tempat saya terlebih dahulu kena imbas dari urukan dermaga VI. Tadinya saya mau tambat disini tapi tidak diberikan izin. Jadi buat apa saya punya perahu, lebih baik saya bakar saja,” tandasnya.

Junaedi mengaku bahwa perahu miliknya yang dibakar masih dalam kondisi baik dan click here masih layak untuk digunakan. Bahkan, sejumlah kelengkapan perahu juga masih berfungsi sebagaimana mestinya.

“Perahu saya masih cukup baik dan layak dipakai. Dan alat lain juga masih bisa dipakai. Tapi buat apa perahu itu kalau tidak ada tempatnya,” pungkasnya kesal.

Saban, Ketua KUB Bahari saat dikonfirmasi membantah mengusir Junaedi dari lokasi tersebut. Saban menuturkan bahwa dirinya diperintahkan oleh Ketua Nelayan Kaltek, Dorojatun, agar perahu nelayan yang masih ada di area perluasan pembangunan Dermaga VI segera dipindahkan.

“Kata pak Dorojatun, karena pak Dorojatun yang mengurus ganti rugi, dan dalam perjanjian dengan para nelayan, kalau sudah ada yang terima uang kompensasi kerohiman, nggak boleh sandar disini lagi. Saya cuma mengikuti perjanjian yang dibuat,” kilahnya.

Hal itu dibenarkan Ketua Nelayan Kaltek, Dorojatun yang menyatakan pemindahan perahu para nelayan kaltek telah disepakati untuk dilakukan setelah para nelayan menerima uang kompensasi.

“Sudah ada perjanjian dengan para nelayan yang ada disini, kalau sudah menerima uang kerohiman, maka nelayan tidak diperbolehkan lagi untuk sandar disini (lokasi dermaga, red),” ungkapnya.

Saat disinggung soal perahu nelayan lain yang masih sandar di lokasi tersebut, Dorojatun berdalih bahwa hal itu memungkinkan terjadi lebih pada persoalan lain karena cuaca buruk yang melanda perairan tersebut.

“Sudah kami himbau untuk memindahkan perahu dari jauh-jauh hari kepada para nelayan setelah mereka terima uang kerohiman, tapi karena ada cuaca buruk, mungkin mereka numpang sandar sementara,” kilah Dorojatun.

Ditemui di lokasi pembakaran kapal, Wakapolsek Pulomerak AKP Tohirudin mengungkapkan, atas kejadian tersebut pihakyan langsung melakukan pengumpulan informasi dan keterangan terkait masalah itu. Wakapolsek mengaku akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak terkait.

“Kami panggil semua untuk dimintai keterangan, baik ketua dari para nelayan, dan nelayan yang tidak mau pindah, dan saksi lainnya,” katanya.

Wakapolsek menuturkan bahwa pihaknya berusaha untuk menyikapi persoalan yang terjadi lewat upaya persuasif dengan pendekatan dengan para nelayan setempat. Hal ini dilakukan guna menjaga kondusifitas di lingkungan setempat agar tidak terjadi hal yang di http://eurousc.com/site/cialis-gel inginkan.

“Kita akan mencari solusi terbaik buat para nelayan, supaya tidak terjadi hal seperti ini lagi,” pungkas Tohirudin.(nal/adh/bnn/satelitnews)