Puluhan Ilmuan Non Blok Bahas Nanoteknologi

buku 300 ilmuwan nanotechnology

SERPONG,SNOL Puluhan ilmuan dari sejumlah negara yang dulu tergabung dalam Non Blok, berkumpul di Gedung Pertemuan Widya Bhakti Puspiptek, Kecamatan Setu, Rabu (2/10). Dalam kesempatan tersebut, ilmuan Indonesia meluncurkan buku 300 penemuan nanoteknologi.

“Buku tersebut hanya setengahnya dari jumlah penemuan pengembangan nanoteknologi di Indonesia,” ujar Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Lukman Hakim, Rabu (2/10).

Buku tersebut menceritakan 300 profil ilmuan nano di Indonesia, beserta hasil riset yang telah berhasil dilakukan, bahkan dikomersilkan ke masyarakat. Seperti didunia pertanian, dari nanoteknologi sudah bisa dikembangkan pupuk alami sekaligus penyubur tanah yang sudah dikembangkan di Ngawi Jawa Timur.

Kemudian didunia kesehatan, ilmuan nano Indonesia sudah bisa mengembangkan kinerja obat di dalam tubuh menjadi cepat. Kemudian di dunia kecantikan, krim pemutih sudah bisa terlihat hasilnya dengan cepat pada wajah.

Pendapat yang sama diungkapkan Syahrul Aiman Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknologi LIPI. Menurutnya, semakin kesini orang mulai mengembangkan nanoteknologi pada dunia industri. “Sebab ada dua kelebihan bila menggunakan nano pada industri, yakni kualitas produk yang lebih baik serta pengurangan biaya produksi,” jelasnya.

Dia memprediksi, nanoteknologi akan berkembang pesat hingga 2020. Namun setelahnya akan datar saja, sebab nano bukan lagi menjadi hal istimewa. Bila Indonesia tak gerak cepat, negara ini akan menjadi pasar. “Kita tertinggal. Makanya mulai sekarang kita mencari para ilmuan nano di Indonesia, fokus untuk kembangkan teknologi ini,” tegas Syahrul.

Sementara itu, dalam International Workshop On Nanotechnology (IWON) 2013 yang diikuti 30 negara non blok, rencananya akan digelar hingga tanggal 4 Oktober mendatang. DR Arul, Direktur Centre for Science and Technology of Nano Aligned and Other Developing Countries atau NAM S&T Centre mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara pelopor terbentuknya NAM S&T. ”Indonesia menjadi negara penting, terlebih SDA dan ragam flora faunanya sangat banyak. Makanya kami berkumpul disini untuk membicarakan kemajuan nanoteknologi,” jelas ilmuan asal India itu.

Makanya negara yang dulu tergabung dalam non blok, kini berkumpul lagi bersama mengembangkan teknologi nano. Bila tidak, para negara berkembang ini justru akan tertinggal dengan negara maju. ”Kemajuan teknologi tak hanya datang dari negara maju, tapi juga dari negara kecil. Kita kembangkan dan ciptakan teknologi baru,” ajaknya. (pramita/jarkasih)