Investor Lokal Buru Perdagangan dan Reparasi
SERANG,SNOL—Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterima oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Triwulan III tahun 2015, nilai investasi untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 606,7 juta US$ dengan 452 proyek. Sementara untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilai investainya mencapai Rp2,9 triliun dengan 100 proyek.Sektor investasi yang paling banyak diburu PMDN adalah perdagangan dan reparasi sebanyak 17 proyek dengan nilai investasi Rp 9,1 miliar. Sementara PMA, sektor investasi mayoritas bergerak dibidang industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebanyak 78 proyek dengan nilai investasi 87,9 juta US$.
Dari sebaran investasi berdasarkan wilayah pada Triwulan III Tahun 2015, porsi realisasi investasi tertinggi PMA berada di Kabupaten Tangerang sebanyak 195 proyek dengan nilai investasi 184,4 juta US$. Selanjutnya Kabupaten Serang sebanyak 71 proyek dengan nilai investasi sebesar 159,8 juta US$, Kabupaten Lebak sebanyak 9 proyek dengan nilai investasi sebesar 105,8 juta US$, Kota Cilegon sebanyak 40 proyek dengan nilai investasi sebesar 76,4 juta US$, Kota Tangerang Selatan sebanyak 37 proyek dengan nilai investasi sebesar 29 juta US$, Kota Tangerang sebanyak 90 proyek dengan nilai investasi sebesar 28 juta US$, Kota Serang sebanyak 8 proyek dengan nilai investasi sebesar 23 juta US$, dan Kabupaten Pandeglang sebanyak 2 dengan nilai investasi sebesar 57.2 juta US$.
Pada PMDN, Kabupaten Serang menempati urutan pertama sebagai tempat tujuan investasi. Diketahui, total investasi Kabupaten Serang mencapai Rp1,9 triliun dengan 18 proyek, Kota Cilegon total investasi sebesar Rp412,9 miliar dengan 11 proyek, Kabupaten Tangerang total investasi sebesar Rp253,2 miliar dengan 28 proyek, Kota Tangerang total investasi sebesar Rp236,6 miliar dengan 16 proyek, Kabupaten Lebak total investasi sebesar Rp77, 6 miliar dengan 15 proyek, Kota Serang total investasi sebesar Rp 1 miliar dengan 8 proyek, dan Kabupaten Pandeglang total investasi sebesar Rp30.5 juta dengan 1 proyek.
Sementara itu, berdasarkan negara yang menginvestasikan modalnya di Provinsi Banten, Singapura merupakan negara dengan nilai investasi tertinggi yang mencapai 200,7 juta US$ dengan 57 proyek. Disusul Jepang sebesar 184,5 juta US$ dengan 33 proyek, Konsorium (Gabungan Negara) sebesar 81 juta US$ dengan 75 proyek, Hongkong, sebesar 29 juta US$ dengan 5 proyek, Korea Selatan sebesar 57,396.5 (ribu) US$ dengan 43 proyek, Malaysia sebesar 26,9 juta US$ dengan 140 proyek, Amerika Serikat sebesar 15 juta US$ dengan 5 proyek, Tiongkok mencapai 14,4 juta US$ dengan 50 proyek, Thailand mencapai 14 juta US$ dengan 5 proyek, Belanda mencapai 5,9 juta US$ dengan 18 proyek, Swiss mencapai 3,2 juta US$ dengan 4 proyek, British Virgin Islands mencapai 2,7 juta US$ dengan 8 proyek, dan Jerman mencapai 1,5 juta US$ dengan 7 proyek. Realisasi Triwulan III Tahun 2015 untuk Banten.
Untuk PMDN Banten naik ke peringkat 5 dimana triwulan II kita ada di peringkat 11. Untuk PMDN Jumlah Realisasi Rp2.951,50 miliar dengan jumlah 100 proyek. Sedangkan PMA saat ini berada di peringkat 4 dengan jumlah realisasi investasi sebesar 606,75 juta US$ dengan jumlah proyek 452. Untuk realisasi Januari-September tahun 2015 berdasarkan sektor kita punya peringkat juga dimana PMDN Banten peringkat 7 secara nasional denganjumlah investasi sebesar Rp7.962,60 miliar dengan jumlah proyek 222. Sedangkan untuk PMA jumlah realisasi dengan peringkat ke 5 secara nasional sebesar 1.616,08 Juta U$ dengan jumlah proyek sebanyak 1.054 proyek.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Babar Suharso menjelaskan, peningkatan investor PMDN menunjukan tren positif tentang kondusifitas investasi di Banten. Babar berharap investor yang masuk di Banten bisa membawa dampak terhadap masyarakat. Karena itulah sesuai dengan garis kebijakan Pemerintah, menekankan pada investasi padat karya.
“Dengan naiknya nilai investasi ini kita berharap bisa mengurangi angka pengangguran di Banten,” ujar Babar, Minggu (15/11).
Wakil Ketua III DPRD Banten Nuraeni menerangkan, naiknya investasi harus berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat Banten secara keseluruhan. Jika tidak maka hal tersebut menjadi sia-sia. “Dampak positifnya memang harus dirasakan oleh warga, terutama mereka yang berada di bawah garis kemiskinan,” harapnya. (ahmadi/mardiana/jarkasih)