Raskin Buruk, Kades Pilih Menunggak

TIGARAKSA,SNOL—Tingginya tunggakan beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang kini berubah nama menjadi Beras Sejahtera di Kabupaten Tangerang akibat buruknya kualitas beras tersebut. Sebelumnya, Bulog Subdivre Tangerang menyebutkan per 9 November 2015 tunggakan di kota berjuluk 1.000 industri ini mencapai Rp 6 miliar lebih.“Umumnya tunggakan raskin terjadi karena kualitas beras yang sudah disalurkan kepada masyarakat jelek, sehingga Kades enggan untuk membayarkannya. Meskipun begitu, kami sudah menghimbau kepada Kades, jika memang berasnya jelek maka segera dikembalikan, jangan disalurkan kepada masyarakat,” ujar Kabid Pemberdayaan Masyarakat Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Pemerintahan Desa (BPMPPD) Kabupaten Tangerang, Syahrizal kepada Satelit News, Kamis (12/11).

Syahrizal mengakui hampir setiap tahunnya terjadi pembengkakan utang raskin. Ia menjabarkan pada tahun 2014 lalu utang raskin di Kabupaten Tangerang mencapai Rp3 miliar. Menjelang akhir 2015 hutang tersebut menjadi Rp6 miliar lebih. Pemerintah sendiri telah mengupayakan agar tunggakan tersebut tidak terus mengalami peningkatan. Salahsatunya dengan cara sosialisasi ke seluruh desa.

“Kami sudah menghimbau kepada Kades untuk segera membayarkan tunggakannya, jika memang beras-beras yang dikirimkan oleh Bulog sudah disalurkan kepada masyarakat. Namun sosialisasi tersebut memakan waktu yang tidak sebentar, sebab ada banyak desa yang harus disambangi. Sebenarnya, kami sendiri juga mempertanyakan persoalan raskin dengan kualitas buruk ini. Banyak Kades yang melakukan protes,” tuturnya.

Pemkab Tangerang kata Syahrizal, tidak lepas tangan begitu saja pada persoalan ini. Bahkan pemerintah pernah melakukan tinjauan langsung terhadap pendistribusian beras untuk rakyat menengah ke bawah tersebut. Seperti di Desa Curug Sangereng Kecamatan Kelapa Dua, ia menyatakan pernah menemukan raskin dengan kualitas yang jauh di bawah standar.

“Sebenarnya kami sendiri tidak ikut campur soal pembayaran raskin, sebab pembayarannya dilakukan langsung oleh tiap desa kepada Bulog. Kami hanya penyedia fasilitas saja, tapi walau begitu kami terus mengawasi penyalurannya seperti apa. Ternyata kami masih menemukan raskin dengan kualitasnya tidak begitu baik pada salah satu desa,” tegasnya.

Syahrizal menambahkan, Pemkab juga meminta kepada Bulog untuk memperhatikan setiap raskin yang didistribusikan ke kantor desa agar tidak menuai persoalan yang sama setiap tahunnya, yakni tunggakan pembayaran akibat kualitas raskin yang buruk. “Karena ketika berasnya buruk malah membuat sejumlah Kades enggan untuk melunasinya. Khawatirnya persoalan seperti ini tidak akan usai. Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, kami hanya ingin masyarakat dapat kualitas bagus dan Kades tidak memiliki utang,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Desa Gunung Kaler Abdul Rojak mengharapkan Bulog agar memperhatikan kualitas raskin. Menurutnya, selama ini kualitas beras tersebut semakin buruk. Di samping warnanya kuning juga berbau tidak sedap. Bahkan jika dimasak kualitas beras mirip dengan aking.

“Kami minta pemerintah dan pihak terkait segera menindaklanjuti keluhan masyarakat, terhadap buruknya kualitas beras tersebut. Pemerintah harus bisa menyampaikan aspirasi ini kepada Bulog selaku pemilik gudang beras. Walaupun harga raskin murah tapi jangan memberikan beras dengan kualitas yang buruk, karena beras ini kan juga untuk dimakan masyarakat,” tandasnya saat menyampaikan aspirasi kepada bupati.

Menanggapi keluhan ini, Bupati Tangerang Zaki Iskandar ingin masyarakat bersabar. Ia meminta kepada para Kades agar memfoto jika menemukan raskin yang berkualitas buruk untuk dilaporkan. Ia menegaskan, jika raskin tidak didistribusikan ke kantor Pemkab sebelum ke kantor desa melainkan dari Bulog langsung ke lokasi penerima.

“Yang dikirim ke Pemkab Tangerang hanya surat pemberitahuan utang raskin yang belum dibayar. Saat ini hutang raskin sudah miliaran. Saya minta tolong jika berasnya tidak sesuai agar segera difoto dan kirim surat tembusan ke bupati biar pemerintah yang mengurusinya,” tegasnya. Zaki juga mengingatkan kepada seluruh perangkat desa agar segera membayar tunggakan raskin. Menurutnya, jika utangnya menumpuk juga bisa mempengaruhi kualitas beras tersebut. “Saya akan segera menindaklanjuti masalah beras raskin ini,” pungkasnya.   (mujeeb/harso/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.