Rusuh, Kantor KPU Dilempari “Bom Molotov”
PANDEGLANG,SNOL Kantor KPU Pandeglang dilempari “bom molotov” oleh ratusan pengunjukrasa yang tergabung dalam Forum Peduli Demokrasi (FPD). Sekitar 500an massa aksi yang datang sambil orasi, bertindak anarkis. Bentrokan fisikpun tak terhindarkan antara pendemo dengan aparat kepolisian.
Dua orang pendemo yang diduga sebagai provokator, berhasil diamankan oleh anggota Polres Pandeglang ke Mapolres, untuk proses lebih lanjut. Akibat tindakan anarkis pendemo tidak bisa diredam, akhirnya Polres Pandeglang menerjunkan pasukan pengurai masa (Reimas) dengan menggunakan motor, dan melepaskan tembakan gas air mata ke udara.
Akhirnya, pendemo membubarkan diri setelah dihalau oleh pasukan Reimas, semprotan water canon dan bom Molotov yang sempat dilemparkan ke arah petugas pengamanan dan kantor KPU berhasil dipadamkan oleh Alat Pemadam Api Ringan (Apar) yang sudah disiapkan sebelumnya.
Hal itu terlihat dalam rangkaian kegiatan simulasi pengamanan Pilkada dan penanganan kontigensi di wilayah hukum Polres Pandeglang, bertempat di Jalan Raya Alun-alun depan Setda Pandeglang, Rabu (11/11).
Kapolres Pandeglang AKBP Dwiatmoko mengatakan, Polres Pandeglang menyiapkan sekitar 210 personil khusus untuk mengamankan dan mengawal unjuk rasa (Unras) jelang Pilkada serentak 9 Desember mendatang. Secara keseluruhan, kekuatan anggota yang diturunkan mencapai 602 personil. “Dibantu BKO Brimob Polda Banten dan anggota dari Mapolres Lebak, fokus pengamanan di kantor KPU, Panwaslu, Pendopo, DPRD dan seluruh TPS, PPK, PPS danm KPPS saat pencoblosan berlangsung,” kata AKBP Widiatmoko, Rabu (11/11).
Pengamanan juga ditempatkan di Panimbang sekitar 60 personil, di Menes unit Sabhara sekitar 60 personil, 80 personil di Polsek Kota gabungan dengan staf Polda Banten. Di perbatasan – perbatasan sebanyak 1 pleton, di Kadubanen 1 pleton anggota Sabhara. “Pengamanan PPK masing-masing kecamatan, 10 orang,” tambahnya.
Pengendali di lapangan, dipimpin oleh Kabag Ops Polres Pandeglang Kompol Nurrahman. Dalam kesempatan itu Kabag Ops memaparkan peta pengamanan yang akan dilakukan jelang Pilkada, melaluiTactical Flour Game (TFG) dihadapan Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar.
Secara bergantian, pemaparan juga disampaikan oleh Kasat Lantas, Kasat Sabhara, Kasat Intel, Kapolsek Cimanuk, dan beberapa personil lainnya. Dengan demikian, tidak ada alasan Polres Pandeglang tidak siap dalam pengamanan jelang Pilkada mendatang. “Kami juga utus anggota untuk mengawal dan mengamankan kotak dan kertas suara, serta logistik sebagai barang kebutuhan Pemilu,” imbuhnya.
Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, anggota Polri harus tetap mengedepankan profesionalisme dalam bekerja. Semua fungsi satuan bergerak, sesuai kebutuhannya. Baik satuan Lantas, Sabhara, Reskrim, Intelejen, dan lainnya. “Setiap individu anggota Polri harus menyiapkan diri, percaya diri dan yakin dalam menjalankan tugasnya,” ungkap Boy.
Segala bentuk tindakan yang akan mengancam Kamtibmas, akan ditindak sesuai prosedur yang berlaku. Tindakan yang dilakukan, jangan lompat-lompat. Harus sesuai dengan tahapan, untuk memastikan bahwa segala tindakan kita terukur. Kedepankan proses negosiasi, langkah persuasif. “Perkuat fungsi intelejen, deteksi dini harus cermat dan tanggap. Koordinasikan dengan cepat segala sesuatunya dengan pimpinan, dan kami minta Kapolres memimpin langsung PAM Pilkada ini,” pintanya.
Partisipasi Pemilih di Waringinkurung Rendah
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Serang merilis, dari 29 kecamatan di daerah itu, Waringinkurung salah satu wilayah yang menjadi perhatian serius dalam melakukan sosialisasi Pilkada. Selain daerahnya berada di pelosok,
partisipasi pemilihnya juga sangat rendah.
Ketua KPU, Muhamad Nasehudin mengatakan, berbeda dengan kecamatan lainnya, tingkat partisipi pamilih di Waringinkurung hanya mencapai 50 persen. Hal ini diketahui berdasarkan data Pilpres lalu. Angka partisipasi pemilih tersebut masih jauh dari target KPU, yaitu diatas 70 persen. ”Untuk meningkatkan partisipasi pemilih di sana, berbagai upaya sudah kita lakukan. Salah satunya dengan menggelar jalan santai beberapa waktu lalu dan pesertanya pun lumayan banyak,” kata Nasehudin, Rabu (12/11).
Jebloknya tigkat partisipasi pemilih di Kecamatan Waringinkurun selama ini disebabkan oleh beberepa faktor. Pertama, dilihat dari letak geografis wilayah ini hampir sebagian besar merupakan wilayah pegununungan sehingga dimungkinkan
masyarakat sangat kesulitan mengakses.
“Permasalahan mungkin lokasi yang cukup jauh dengan berbagai kendala
lain, sehingga ini menjadi alasan partisipasi pemilih rendah. Namun kami terus mengenjot dengan melakukan sosialisasi ke daerah ini dengan cara berbeda,” ujarnya.
Komisioner KPU Banten, Saeful Bahri mengatakan, untuk meningkatkan partisipasi pemilih, banyak cara yang bisa dilakukan. Penyelenggara bisa langsung datang ke warga-warga atau berinteraki langsung dengan masyarakat atau tokoh masyarakat dalam setiap kegiatan.
“Selain sosialisasi sebetulnya kita bisa melakukan dengan cara lain. Misalanya saat ronda atau saat warga sedang berkumpul. Jadi mereka akan sangat mudah diberi pemahaman terkait pelaksanaan Pilkada pada 9 Desember nanti,” pungkasnya. (sidik/mardiana/jarkasih)