Demo HUT Banten Ricuh, Mahasiswa – Polisi Bentrok
SERANG, SNOL Hari ulang tahun seharusnya dirayakan dengan suka cita. Namun, peringatan HUT ke-12 Provinsi Banten yang berlangsung di Gedung DPRD setempat, Kamis (4/10) malah berakhir ricuh. Mahasiswa yang berunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi. Bentrokan juga terjadi di depan kampus IAIN SMH. Akibatnya, sejumlah mahasiswa dan wartawan terluka terkena lemparan batu dan gas air mata.
Pantuan Satelit News, bentrok antar mahasiswa dan polisi ini berawal saat mahasiswa berusaha masuk ke dalam halaman gedung DPRD Banten. Mendapat dorongan dari mahasiswa, pasukan Dalmas yang disiagakan berusaha manghalau. Bentrok fisik pun tak dapat terelakan lagi, yang mengakibatkan kedua kubu saling baku hantam.
Karena pendemo terus mendesak, polisi pun mulai mengeluarkan kekuatan dengan menyemprotkan air menggunakan water canon. Upaya polisi ini pun mendapat perlawanan dari mahasiswa dengan melempari kendaraan water canon dengan batu. Hujan batu tak hanya diarahkan ke mobil water canon tapi juga ke arah pasukan Dalmas yang ada di belakang kendaraan penyemprot.
Ketika terjadi hujan batu, pasukan pengurai massa berkendaraan trail langsung mengejar mahasiswa sambil menembakan gas air mata. Hujan batu terus berlangsung hingga mengakibatkan polisi kehilangan kontrol mengejar dan menghajar pendemo. Satu wartawan juga menjadi korban pukulan aparat karena dikira pendemo.
Asap gas air mata terbawa angin melewati warga yang menyaksikan kerusahan. Akibatnya dua warga, satu diantaranya balita menangis kesakitan. Melihat situasi tersebut, petugas langsung mengamankan dan membawa korban ke dalam mobil ambulan. Kemudian si bocah yang tidak diketahui identitasnya itu dibawa ke rumah sakit terdekat.
Menanggapi aksi unjuk rasa yang berlangsung anarkis, Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno mengatakan, sebaiknya dalam menyampaikan aspirasi itu dilakukan secara damai. Ketika disinggung adanya pemukulan oleh oknum polisi terhadap mahasiswa, Ady Soeseno menyebut hal itu sebagai bentuk ketidaksenganjaan.
“Anda bisa lihat sendiri siapa yang melempar dan siapa yang mendesak, sampai akhirnya ada tindakan dengan gas air mata dan water cannon. Namun tentu kami akan melakukan tindakan terhadap oknum polisi yang main hakim sendiri di lapangan,” ujar Kapolres Serang yang pada saat pengamanan aksi unjuk rasa bertindak sebagai Komandan Satgas.
Bentrok IAIN
Bentrokan mahasiswa dengan aparat kembali terjadi di depan Kampus IAIN Serang, Kamis, (4/10). Dalam aksinya, Sekitar pukul 14.30 Wib, kali ini mahasiswa memblokade jalan protokol dan merusak asilitas umum. Petugas pun membubarkan paksa dengan menembakan gas air mata ke arah mahasiswa hingga menyerbu masuk ke dalam kampus.
Informasi yang dihimpun, aksi itu buntut diamankannya beberapa mahasiswa saat berdemonstrasi di DPRD Banten, sehingga membuat mahasiswa kembali melakukan aksi di depan Kampus IAIN. Dalam aksi ini, sejumlah mahasiswa merusak beberapa fasilitas umum yang berada di sepanjang ruas Jalan Jenderal Sudirman.
Bahkan ratusan mahasiswa yang marah nekad melawan dengan melempar batu ke arah petugas. Aksi mahasiswa pun dibalas petugas dengan terus menembakan gas air mata dan water cannon ke arah mahasiswa yang masuk ke dalam kampus. Akibatnya, suasana perkuliahah di Kampus IAIN Serang pun menjadi mencekam.
Hingga berta ini diturunkan, kondisi sepanjang jalur protokol Jalan Jenderal Sudirman masih mencekam dan mendapatkan penjagaan ketat petugas Polres Serang. Di sisi lain, mahasisiwa pun enggan membubarkan diri sebelum rekan mereka dibebaskan.
Sementara salah seorang mahasiswa IAIN, Andi Suhardi mengaku kecewa dengan tindakan polisi yang membubarkan massa secara membabi buta. Harusnya, kata dia, pihak kepolisian tidak langsung menembakan gas air mata dan water cannon ke kerumunan mahasiswa. Sebab saat ini ratusan mahasiswa tidak sedang melakukan perlawanan terhadap polisi.
“Sebenarnya kami tidak berniat melakukan aksi secara anarkis, hal ini kami lakukan karena bentuk kekecewaan kami terhadap polisi yang dinilai anarkis dalam menghadapi pendemo,” kata andi.
Hasil Evaluasi Kemendagri
Sementara itu, dalam rapat paripurna HUT ke-12 Provinsi Banten di gedung DPRD setempat, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan Ahmad Zubaidi mengatakan, tingkat kesejahteraan rakyat Banten tergolong masih rendah dibandingkan dengan provinsi lain yang masuk daerah otonom hasil pemekaran (DOHP) tahun 1999-2009. Dari tujuh provinsi hasil pemekaran, Banten menduduki peringkat enam.
“Hasil evaluasi Kemendagri terhadap provinsi hasil pemekaran, Banten berada pada peringkat enam dari tujuh provinsi hasil pemekaran. Evaluasi dilakukan terhadap tingkat kesejahteraan rakyat,” kata Ahmad Zubaidi dalam sambutan.
Ia menjelaskan, penilaian tingkat kesejahteraan rakyat dilihat dari empat kriteria, yakni peningkatan kesejahteraan rakyat, pemerintahan yang baik (good governnace), pelayanan publik, dan penguatan daya saing daerah.
Ia mengungkapkan, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat Banten menduduki peringat 4 dengan nilai indeks 18,23, good governance menduduki peringkat 5, pelayanan publik menduduki peringkat 3 dengan indeks 12, dan penguatan daya saing menduduki peringkat 5 dengan indeks 7,48.
Terkait hasil evaluasi Kemendagri ini, Gubernur Banten Ratu Atur Chosiyah mempertanyakan landasan penilaian itu. Menurut Atut, dalam hal kesejahteraan masyarakat, pihaknya berpatokan pada data dari Badan Statistik Pusat (BPS). “Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan Banten hanya 5 persen jauh dari angka nasional sekitar 12 persen. Demikian juga dengan daya saing daerah, Banten menduduki peringkat tiga besar. Buktinya dari nilai investasi yang masuk ke Banten,” kata Atut.
Kendati demikian, Atut mengatakan, hasil evaluasi Kemendagri terhadap DOHP tersebut tetap menjadi masukan untuk perbaikan. “Ini semua dalam rangka mendorong peningkatan pelayanan publik,” jelas Atut.
Sidang paripurna Istimewa DPRD Banten dalam rangka HUT ke-12 Provinsi Banten dipimpin Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin, dihadiri sejumlah pimpinan daerah dari delapan kabupaten/kota di Banten. Hadir antara lain Wakil Gubernur Banten Rano Karno, mantan Wagub Banten HM Masduki, mantan Sekda Banten Chaeron Muchsin, Wali Kota Tangsel Airin Rahmi Diani, Wakil Wali Kota Cilegon Edi Ariadi, Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Forum Kordinasi Pimpinan Daerah, tokoh pendiri Provinsi Banten, tokoh masyarakat, dan ribuan undangan lainnya. (mg2/eman/deddy)