Belas Ribu Anak Yatim Tidak Tercover APBD
SERANG,SNOL—Belasan ribu anak yatim dan piatu di Kabupaten Serang belum belum tercover oleh Dinas Sosial (Dinsos) untuk mendapatkan bantuan santunan dari APBD. Kuota bantuan yang diberikan hanya sepuluh persen kuota dari total 13.417 jiwa. Kepala Dinsos Kabupaten Serang, Dadang Hermawan mengatakan, berdasarkan data terakhir dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), ada sebanyak 13.474 orang anak yatim-piatu. Dari jumlah itu yang mendapatkan santunan saat ini baru 1.500 orang dengan nilai bantuan masing-masing Rp100 ribu dan dari Baznas Rp75 juta.
“Yang mendapatkan santuan baru 10 persen. Total anggaranya Rp225 juta. Dari APBD Rp150 juta dan dari Baznas Rp75 juta,” kata Dadang saat ditemui usai memberikan santunan anak yatim piatu di aula Dinsos Kabupaten Serang, Senin (09/11).
Ia berharap kedepan untuk anak-anak yatim piatu harus ada semacam kartu perlindungan sosial, termasuk di dalamnya adalah jaminan sosial Kesehatan, pendidikan dan kebutuhan kehidupannya. Oleh karena itu, hal ini harus benar-benar dirumuskan oleh instansi terkait seperti Dinkes, Dinas Pendidikan dan BKBPM.
“Kedepan harus ada keterlibatan dari SKPD lain untuk anak yatim ini,” ujarnya.
Pada APBD Murni 2016, pihaknya memastikan akan mengusulkan anggaran lebih besar lagi, sehingga kuota santunan anak yatim lebih banyak. “Kita sudah mengusulkan ke Pemda, mudah-mudahan di APBD murni 2016 nanti jumlah anak yatim yang akan disantuni lebih meningkat lagi,” ujarnya.
Diakui Dadang, persoalan anak yatim ini tidak hanya sebatas bantuan santunan anak yatim, melainkan bagaimana membuat skema untuk melindungi anak-anak yatim yang ada di Kabupaten Serang. “Persoalannya kan bukan hanya sekedar santunan, tetapi bagaiman melindungi anak-anak yatim ini. Untuk sementara kita baru memberikan bantuan satu tahun sekali, karena kalau kita membandingkan dengan pusat, pemerintah pusat saja memberikan Rp1 juta perorang pertahun. Cuma persoalannya pusat ini kan kuotanya sedikit, hanya 503, ditambah provinsi 180. Jadi baru tercover 683 orang,” tuturnya.
Penjab Bupati Serang, Hudaya Latuconsina mengatakan, persoalan anak yatim ini bukan hanya sekedar disantuni, tetapi bagaimana caranya mereka menjadi perhatian dalam kerangka jaminan hidup seperti sekolah yang diorientasikan pada kemampuan. “Persoalan nak yatim ini bukan hanya disantuni, jadi saya minta kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, bagaiman mereka menjadi perhatian paling tidak sekolahnya selesai, sekolah yang diorientasikan pada skill, bukan hanya sekedar lulus SMP atau SMK,” ujarnya.
Ia berharap pada 2016 nanti program-program untuk anak yatim harus konkrit, bukan hanya sekedar tanggungjawab Dinsos, melainkan lintas SKPD. “Santunan untuk anak yatim mungkin iya bisa dilakukan setiap tahun, tetapi harapan yang lebih penting kita bangun adalah mereka supaya berdaya, jadi konsepnya harus sinergis. Pastikan jaminan pendidikan aman. Saya rasa jumlah belasan ribu itu tidak banyak, tinggal diidentifikasi saja. Kemudian kesehatannya harus dijaga. Ini kan bisa kerjasama dengan provinsi. Terus diantarkan kepada konsep pemberdayaan mereka untuk bisa melakukan kegiatan ekonomi sehingga masa depan mereka cerah,” imbuhnya. (sidik/mardiana/jarkasih)