200 Hektar Sawah Langganan Gagal Panen
LEBAK,SNOL– Dari sekitar 47.725 hektar lahan pesawahan di wilayah Kabupaten Lebak, sekitar 200 hektar di antaranya terancam gagal panen. Lahan tersebut, masing-masing berada di wilayah Kecamatan Cihara sebanyak 156 hektar, dan Malingping 44 hektar. Instansi terkait memberikan perhatian khusus ke dua daerah tersebut.Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Dede Supriatna mengatakan, mayoritas lahan padi yang rawan gagal panen diakibatkan tidak adanya sumber air. Artinya, sawah itu tergolong lahan tadah hujan. Di daerah itu sekitar 200 hektar lahan selalu terendam banjir jika diguyur hujan, dan ketika musim kemarau dipastikan mengalami kekeringan. “Makanya, para petani yang ada di dua daerah itu selalu mengeluh karena hasil produksinya selalu menurun,” kata Dede, Senin (26/10).
Karena selalu gagal panen, para petani terkadang beralih profesi menjadi pekerja serabutan. Ada yang menjadi buruh bangunan, kuli panggul, mengojek dan lain-lain. “Ini yang menjadi bahasan kita bersama SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah,red) selama ini,” tambahnya.
Disinggung upaya konkrit yang dilakukan oleh Distan Lebak, untuk menanggulangi 200 hektar lahan sawah yang selalu gagal panen tersebut. Dede mengaku, pihaknya saat ini sedang melakukan tanggap darurat berupa bantuan pompanisasi untuk 2.800 hektar lahan sawah di Lebak yang terancam gagal panen.
“Ibu Bupati juga sebenarnya menginginkan 200 hektar yang selalu rawan gagal panen ini diprioritaskan ikut dalam program asuransi yang akan dicanangkan di Kabupaten Lebak,” ujarnya.
Namun demikian, Dede mengakui target produksi padi di wilayah Kabupaten Lebak untuk tahun 2015 ini sudah tercapai. Dari target sekitar 575 ribu gabah kering giling (GKG), Lebak sudah menghasilkan 600 ribu GKG. Artinya, melebihi target. “Walau begitu, kita akan tetap pacu lagi agar produksi GKG di Lebak terus meningkat, sehingga Lebak ditetapkan sebagai sentra produksi beras khususnya di wilayah Provinsi Banten,” harapnya.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, Pemkab akan fokuskan 5 program terkait penanggulangan daerah rawan gagal panen di 200 hektar lahan sawah tersebut. Di antaranya, pengolahan tanah yang baik, pencarian bibit unggul, pengairan yang cukup, pemberantasan hama, dan pemupukan yang teratur.
“Kita juga akan mengajukan bantuan anggaran ke Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Pertanian (Kementan), agar dibangun irigasi (saluran air,red) di sekitar lahan 200 hektar tersebut,” bebernya.(ahmadi/mardiana/jarkasih)