PPD Ingin Minta Subsidi dari Pemda
TANGERANG, SNOL—Sepinya penumpang Transjabodetabek rute Poris Plawad-Kemayoran diduga karena mahalnya tarif yang dikenakan. Untuk itu, Perum PPD sebagai operator merencanakan meminta bantuan subsidi kepada pemda yang dilintasi angkutan tersebut. Direktur Perum PPD Pande Putu Yasa mengatakan, pihaknya masih mengkaji untuk meminta bantuan subsidi kepada pemerintah daerah yang dilintasi oleh angkutan Transjabodetabek. Pasalnya setelah pengoperasian tiga rute baru yang beberapa waktu lalu diluncurkan tidak mengalami peningkatan penumpang. Pihaknya mengaku keadaan tersebut membuat kerugian akan pengoperasinnya. “Akan sangat membantu apabila ada bantuan dari pemda yang dilintasi oleh Transjabodetabek,”ujar Pande kemarin.
Dikatakan sebelumnya sudah dilakukan pertemuan dengan Pemerintah DKI Jakarta dengan memberikan opsi armada yang masuk ke dalam jalur busway dapat dibayarkan secara per Kilometer. Selain itu pihaknya juga akan menawarkan kepada pemda sekitar untuk bantuan PSO (Public Service Obligation) yaitu bantuan untuk dapat menurunkan dan menyamakan harga agar dapat tetap meningkatkan kualitas dan terjangkau untuk penumpang.
Dengan demikian, dapat menurunkan harga jual tiket Transjakarta yang kedepan dapat berakibat kepada meningkatnya jumlah penumpang.
Menurut Pande, saat ini jumlah penumpang untuk rute Poris Plawad yang dilayani 25 armada dari bus bantuan Kemenhub setiap sekali berangkat mengangkut sebanyak 4-6 orang penumpang, walaupun demikian tetapi terjadi tren kenaikan setiap harinya. “Masih sedikit penumpangnya. Adanya subsidi dapat menurunkan harga tiket dan akibatnya berdampak kepada peningkatan jumlah penumpang,”ujar Pande.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Engkos Zarkasyi mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan apabila ada permintaan bantuan subsidi kepada pemerintah daerah untuk menurunkan tarif Transjabodetabek agar dapat meningkatkan jumlah penumpang dan memindahkan masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum. Akan tetapi kesepakatan itu telah dilalui dengan proses dan mekanisme yang disepakati bersama termasuk komitmen untuk memperbaiki waktu tunggu armada yang diharapkan dapat tepat waktu atau paling tidak ada standar yang jelas antara bus yang satu dengan yang di belakangnya.
“Untuk bantuan pastinya akan dibahas dan disepakati bersama. Kalau sudah dibantu juga nantinya harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan,”ujar Engkos. Menurut pantauan, bus Transjabodetabek yang diluncurkan pada akhir Agustus lalu bersamaan dengan beberapa rute lain di Jabodetabek masih sepi dari minat penumpang untuk menaikinya. Selain kesadaran masyarakat yang masih minim terhadap angkutan massal juga faktor harga tiket disinyalir menjadi penyebab sepinya angkutan tersebut. (catur/made)