Sopir Khawatir Buslane Beroperasi, Pendapatan Berkurang
TANGERANG, SNOL Meski sebagian besar pemilik dan sopir angkutan kota (angkot) mengaku setuju dengan beroperasinya buslane, namun mereka tidak dapat menyembunyikan rasa was-wasnya akan mengalami penurunan pendapatan atas beroperasinya armada angkutan massal itu.
Pernyataan ini terungkap saat sosialisasi pengoperasian moda transportasi massal buslane yang digelar Direktorat Bina Sarana Angkutan Perkotaan (BSAP), Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta, dan Dishub Provinsi Banten di Aula Kecamatan Batuceper, Senin (11/6).
“Meskipuan kami sepakat adanya buslane, tatap saja dalam bayangan kami, penghasilan kami pasti akan berkurang karena banyak penumpang yang akan beralih ke buslane. Makanya, kami minta agar ada solusi terbaik,” kata Tupang, pemilik sekaligus sopir angkot B.01 jurusan Cikokol-Cengkareng, kepada Satelit News.
Rian, pemilik sekaligus sopir lainnya mengatakan, dirinya sebenarnya mengerti sekali kebutuhan akan transportasi massal. Namun, pihak-pihak yang berkaitan dengan buslane ini diharapkan juga bisa mencari solusi terbaik agar angkot tidak merugi. Misalnya, menghentikan bus besar menarik penumpang di jalan, dan lain sebagainya.
“Kekhawatiran kami jelas berdasar. Sebab, selama ini saja penghasilan kami sudah tidak menentu seiring banyaknya angkutan umum. Terlebih ditambah buslane, bisa dibayangkan sebarapa banyak penghasilan kami yang akan berkurang,” jelasnya.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Angkutan Perkotaan pada Direktorat BSAP Felix mengatakan, alasan utama Kementerian Perhubungan mendorong agar ada moda transportasi massal di wilayah Jakarta dan daerah satelitnya lebih pada pertimbangan efisiensi dan pengentasan kemacetan.
Dimana, kata Felix, dengan tingkat laju kendaraan dari Tangerang dan Jakarta yang mencapai 873 ribu per hari, dapat dibayangkan kemacetan yang terjadi di Jakarta. “Karena itu, kami upayakan agar ada minimalisasi jumlah kendaraan yang masuk Jakarta dengan buslane ini. Mereka yang akan ke Jakarta bisa menyimpan mobil atau motornya di terminal untuk kemudian menggunakan buslane,” ucapnya.
Terkait dengan keluhan sopir angkot, pihaknya menjamin bahwa buslane ini hanya akan beroperasi hingga pukul 10 malam, dan tidak akan menarik penumpang di jalan. “Buslane ini hanya mengangkut penumpang dari Poris ke Kalideres, tidak ada yang menarik di jalan. Jadi, para pengusaha maupun sopir angkot kami yakin tidak akan terganggu aktifitasnya,” beber Felix didampingi Sekretaris Dishub Banten Erdi Jauhari, dan Kabid Angkutan DKI Kuswanto.
Sementara, Sekretaris Dihub Kota Tangerang Fatchulhadi mengatakan, pihaknya akan membuat terobosan untuk menekan kegelisahan para pengusaha dan sopir angkot, akibat adanya buslane. Salah satunya, dengan rancangan ulang trayek yang terintegrasi dan saling menunjang keberadaan buslane tersebut. “Hal-hal yang jadi pertanyaan sopir dan pengusaha angkot dengan adanya buslane ini akan kami selesaikan secara bertahap. Kami juga ucapkan terima kasih atas pengertian para sopir soal kebutuhan buslane bagi masyarakat luas. Dan sudah jadi kewajiban kami memberikan solusi yang baik pada setiap aktifitas masyarakat,” singkatnya. (pane/made)