Kerugian Akibat Kebakaran Capai Rp 12 M

TANGERANG, SNOL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang melansir sampai Agustus telah terjadi 70 kasus kebakaran. Dari jumlah kejadian tersebut, nilai kerugian diperkirakan mencapai Rp 12 miliar. Sekretaris BPBD Kota Tangerang Teddy Roestendi mengatakan, meski secara geografis antara Kota Tangerang dan Jakarta berdekatan, namum Kota Tangerang diklaim tidak memiliki peta khusus rawan kebakaran.Akan tetapi, diakui ada sejumlah daerah masuk dalam pengawasannya, yakni daerah yang memiliki kasus kebakaran tinggi. Daerah itu jelasnya dapat disimpulkan untuk dilakukan kesiapsiagaan mengatasinya. “Yang terbanyak saja yang kami waspadai dan disebut rawan,”ujar Teddy kemarin.

      Dikatakannya, arus pendek merupakan biang keladi dari kebakaran. Dari 70 kasus tersebut, jumlah kebakaran akibat korsleting mencapai 41 kasus. merupakan kejadian yang berasal dari arus pendek, adapun kebakaran yang bersumber dari kompor adalah sebanyak empat kasus dan 24 kasus berasal dari sebab lain.

      Dari 13 Kecamatan, Tangerang menjadi peringkat pertama disusul Cipondoh dan lainnya dengan jumlah kejadian terbanyak. “Kecamatan Tangerang paling banyak, tetapi di titik dan kondisi yang berbeda-beda,”ungkapnya.

      Terkait dengan cuaca kemarau dan dampak dari El Nino pihaknya mengatakan bahwa Kota Tangerang tidak termasuk ke dalam wilayah yang terdampak oleh El Nino dilihat dari geografis dan keadaan lingkungannya. Terkait dengan kebakaran yang disebabkan oleh gesekan cuaca panas di alang-alang yang terjadi beberapa waktu lalu, pihaknya tidak membantah kejadian itu terjadi.

Namun berdasarkan analisa pemadaman dapat dilihat kondisi yang terbakar hanya di satu titik dan dimungkinkan bisa terjadi karena tangan manusia bisa puntung rokok atau bakar sampah. “Titiknya tidak menyebar bisa saja ada sebab lain selain gesekan terik matahari,”pungkasnya.

      Sementara Kabid Kesiapsiagaan BPBD Junijar mengatakan, kewaspadaan dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, katanya sosialisasi tidak dapat mengurangi kejadian kebakaran apabila masyarakatnya tidak waspada dan menyadari penyebab-penyebab yang menjadi bahaya kebakaran. “Arus pendek bisa terjadi dari penggunaan alat-alat listrik yang tidak benar dan bisa juga dari ketidak waspadaan masyarakat,”ungkapnya. (catur/made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.