Kelas Kelebihan Siswa, Bupati tak Tahu

PANDEGLANG, SNOL—Jarak dekat dengan pusat pemerintahan bukan berarti jaminan baiknya infrastruktur. Buktinya di Pandeglang, kondisi SDN Tegalongok di Kampung Pasirmuncang, Desa Bangkonol, Kecamatan Koroncong cukup memprihatinkan.      Sejak 29 tahun silam, siswa-siswi sekolah itu terpaksa harus belajar berdesak-desakan hingga sampai ke lantai. Ironisnya lagi, persoalan tersebut rupanya tidak diketahui oleh Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi. Ia pun kaget mendengar hal itu. Kepada wartawan, Erwan mengatakan belum mendengar ada sekolah SD yang kekurangan ruang belajar dan siswa sampai harus belajar di lantai serta berdesak-desakan di ruang kelas.

Karenanya, ia pun langsung merespon informasi terkait persolan itu dan menjadikannya bahan masukan untuk TA 2016. “Inilah fungsi media sebagai kontrol sosial yang bagus, memberikan infomasi kepada kami. Dengan kekurangan kelas dan sampai belajar di luar berarti animo masyarakat bagus untuk menyekolahkan anak-anaknya,” kilahnya. Pada tahun anggaran 2016 yang tidak lagi akan mulai, katanya ini akan menjadi bahan masukan. “Untuk itu, kami akan upayakan dan sudah masuk catatan,” kata Erwan, Kamis (10/9).

      Dikatakannya, dengan ada informasi keadaan SDN Tegalongok seperti itu, dirinya juga akan melakukan teguran kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk segera merencanakan pengajuan pembelian tanah agar bisa masuk kepada tahun anggaran 2016. Ia juga membantah kalau sekolah di Pandeglang masih ada yang rusak.

“Kenapa tidak bisa, kami pasti bisa untuk pembelian lahan. Yang paling penting diprogramkan. Makanya dalam perubahan anggaran ini, Kepala Disdikbud harus merencanakan untuk hal itu. Karena pendidikan merupakan investasi yang paling utama, kalau dikatakan jalan di tempat, tidaklah. Sekolah-sekolah di kita sudah bagus,” ujarnya.

      Erwan menambahkan, dibandingkan Bekasi yang memiliki pendapatan lumayan besar sekitar 600 miliar, dimana masih ada sekolah yang roboh, Pendeglang masih lebih baik. Ia mengklaim di Pandeglang sudah tidak ada sekolah yang roboh, seperti di Bekasi. Kedepan dirinya juga meyakini Pandeglang bisa lebih maju.

“Kalau kita lihat di Bekasi pendapatan daerahnya lumayan besar, ternyata di sana masih banyak sekolah-sekolah yang roboh. Mudah-mudahan kedepan Pandeglang lebih maju,” harapnya.

      Sementara anggota Komisi IV DPRD Pandeglang Ade Muamar mengatakan, persoalan ini harus menjadi perhatian semua pihak, terutama Pemkab melalui Disdikbud harus segera menganggarkan untuk pembelian tanah, agar sekolah tersebut bisa menambah rombongan belajar (rombel). Ia juga akan terus melakukan dorongan sampai sekolah bisa menambah rombel.

      “Saya sangat menyangkan sekali masih ada sekolah siswanya belajar di luar kelas, gara-gara kurang rombel, apa lagi dekat dengan pemerintahan. Maka dari itu Disdikbud harus segera menganggarkan, jangan sampai peserta didik terus-terusan terlantar belajarnya. Saya juga minta pihak sekolah dan masyarkat bisa bersabar,” ujarnya.

      Pihaknya juga akan segera melakukan sidak ke sekolah tersebut, untuk melihat keadaan dan mempertanyakan kendala sesungguhnya kepada pihak sekolah. “Secepatnya kami akan temui pihak sekolahnya, dan akan segera memanggil pihak Disdikbud,” pungkasnya.

      Sebelumnya diberitakan, kegiatan belajar siswa SDN Tegalongok Kecamatan Koroncong kekurangan kelas sehingga murid sampai belajar di lantai luar kelas. Padahal lokasi sekolah hanya berjarak kurang lebih 4 Km dari Pusat Pemerintah Pandeglang. Mirisnya lagi, bukan hanya persoalan kegiatan belajar mengajar di luar kelas saja yang dihadapi, namun dari jumlah keseluruhan siswa yakni 164 siswa, dimana kelas I sebanyak 26 orang, kelas II 28, kelas III 18, kelas IV 29 orang, kelas V 32 orang dan kelas VI 31 siswa, sekolah itu hanya memiliki tiga ruangan kelas dan satu kantor dewan guru. (mg29/made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.