81 Penggarap Situ Sasak Bakal Direlokasi

PAMULANG,SNOL–Ingin dikembalikan ke fungsinya, sekitar 18 hektar lahan Situ Sasak di Kecamatan Pamulang bakal ditata kembali. Untuk revitalisasi situ ini, setidaknya 81 pemilik lahan usaha yang berasal dari warga sekitar, bakal dipindahkan.Untuk itu, proses inventarisir sudah dilakukan setahun ini oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane (BBWSCC) dan Pemkot Tangsel. Dapat diketahui, lahan situ seluas 18 hektar itu terakhir dimanfaatkan 81 orang yang memanfaatkannya untuk area pemancingan umum dan penakaran ikan.

“Kondisi ini bahkan sudah berlangsung cukup lama, sejak tahun 1970-an,” ujar Kepala Bidang Bina Manfaat pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangsel, Aji Awan, Kamis (10/9).

Dijelaskan Awan, sejak bulan Juni – Agustus 2015, sudah dilakukan sebanyak 11 kali sosialisasi kepada warga penggarap. Tujuannya, supaya mereka bersedia direlokasi. “Sosialisasi sempat panas sampai pertemuan kelima. Awalnya, mereka merasa sudah nyaman dengan usaha yang sedang berjalan dan khawatir pendapatannya berkurang setelah direlokasi,” ujar Awan.

Kepada 81 penggarap yang menggunakan lahan relokasi seluas tiga hektare, masing-masing diberi legalitas berupa surat izin garap dari pemerintah pusat. Syaratnya, tiap tahun warga penggarap diwajibkan memperpanjang surat izin garap yang dikantonginya.

“Tempat relokasi nanti tepat dipinggir setu. Izin harus terus diperpanjang tiap tahunnya. Jadi lahan garapan sulit untuk diperjual-belikan. Karena perpanjangan hanya bisa dilakukan oleh namayang terdaftar sejak awal,” paparnya.

Ditambahkan Awan, tidak hanya melakukan revitalisasi, BBWSCC dan pemerintah daerah setempat juga menyediakan lahan relokasi bagi usaha warga yang sebelumnya memanfaatkan lahan situ. Program ini bagian dari rencana revitalisasi berbagai situ yang ada di Kota Tangsel.

Selain Situ Sasak, saat ini sudah ada tiga situ yang direvitalisasi. Seperti Situ Pondok Jagung di Serpong Utara, Tujuh Muara dan Sasak di Kecamatan Pamulang.

Setelah rampung direvitalisasi, sambung Awan, kapasitas tampung air di situ secara otomatis dipastikan jauh lebih meningkat. Sehingga kejadian banjir di hilir maupun hulu bisa berkurang. Berdasarkan kondisi Setu Sasak yang tersisa belakangan ini, memiliki kedalaman sekitar tujuh meter.

“Kita maunya nanti alur sungai yang sedang dikeruk sekarang agak dalam. Mungkin bisa saja sampai 10 meter. Jadi tinggal hitung saja berapa meter kubik daya tampung tambahan apabila ada 13 hektare lagi yang direvitalisasi,” paparnya.

Sementara, ditemui di tempat sama, Inang (48) salah satu pemilik usaha pemancingan dan budidaya ikan di lahan Situ Sasak mengutarakan kalau dia sudah 30 tahun mendirikan usahanya. Lahan dengan luas 6.000 meter persegi yang dipakainya didapat dengan cara membeli dari warga penggarap sebelumnya.

Saat itu, Inang mendapati lahan yang akan dibelinya sudah dalam bentuk sawah garapan maupun kolam. “Dulu sih masih murah belinya, hanya puluhan ribu rupiah saja permeternya. Yah paling mahal pernah beli harga Rp 50 ribu,” ucapnya.

Meski harus mengeluarkan uang untuk membeli lahan dengan status milik negara, namun tidak terasa dinilai merugikan bagi Inang. Dalam satu bulan, warga RT01/01 Nomor 39, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang itu setidaknya mampu menjual sebanyak dua ton ikan dari kolam pancing maupun penakaran.

“Ya sudah kita mah ikut saja. Karena memang itu yang bisa kita dapatkan sebagai penggarap. Kita minta waktu saja buat memindahkan kayu-kayu buat bikin bangunan di tempat baru,” pintanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.