Data Kemiskinan di Lebak tak Akurat
LEBAK,SNOL– Data kemiskinan di Lebak dianggap tidak akurat. Indikasinya, jumlah warga miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 lalu sebanyak 140.568 jiwa. Sementara, berdasarkan pendataan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) sekitar 118.036 jiwa. Artinya, ada selisih sebanyak 22.532 jiwa.
Kepala Bidang (Kabid) Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Lebak, Asep Saefullah mengatakan, selama ini pihaknya menggunakan data dari KPS sesuai yang diintruksikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI, melalui Dinas Sosial (Dinsos) Banten. Data kemiskinan berdasarkan KPS tersebut, adalah yang saat ini ditangani oleh Kemensos, Pemprov, dan Pemkab Lebak.
“Intinya, dari sekitar 1,2 juta jiwa warga Kabupaten Lebak, sekitar 118.036 jiwa diantaranya dalam garis kemiskinan. Jumlah tersebut tersebar di 28 kecamatan se-Kabupaten Lebak,” kata Asep, Rabu (8/6).
Untuk menuntaskan warga miskin tersebut, ditanggulangi oleh Kemensos RI melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 18.675 Keluarga Sangat Miskin (KSM)/jiwa, dan Dinsos Banten melalui program Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu) sebanyak 14.792 KSM/jiwa. Jika ditambah, antara program PKH dan Jamsosratu mencapai jumlah sekitar 33.467 KSM. Sehingga jumlah warga miskin yang akan ditanggulangi oleh Pemkab sebanyak 84.569 jiwa.
Jumlah warga miskin sebanyak 84.569 jiwa tersebut dikeroyok oleh berbagai program dari Pemkab Lebak, yakni Kartu Lebak Sejahtera (KLSj), program pemberdayaan, program Kube (Kelompok Usaha Bersama), program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan lain-lain. “Penuntasan kemiskinan tanggung jawab kita semua, baik pemerintah maupun masyarakat,” tambahnya.
Asep menduga, penyebab kemiskinan di antaranya, melemahnya sifat gotong royong, kesetiakawanan social dan rasa malasnya warga tersebut. “Makanya ada istilah, meski program penanggulangan kemiskinan banyak digelontorkan, namun masih melimpah ruah juga warga yang miskin,” cetusnya.
Wakil Ketua I DPRD Lebak, HM Yogi Rochmat menyatakan, untuk menekan angka kemiskinan di Lebak, selain melalui program pengentasan kemiskinan, Pemkab Lebak juga harus bisa merubah pola pikir dan mental warga, agar tidak miskin. Teknisnya, Pemkab bisa memberdayakan para tenaga penyuluh dan pendamping program. “Soalnya banyak juga sekarang warga yang disebut miskin, tapi enggan. Maunya hanya menerima dana bantuan saja,” tandas Yogi. (ahmadi/mardiana/jarkasih)