Awas, Takjil Berbahaya Ditemukan di Kota Serang
SERANG,SNOL—Masyarakat harus betul-betul waspada memilih jajanan berbuka puasa. Sebab, di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, ditemukan takjil yang mengandung zat berbahaya, seperti kolang kaling, bubur pacar cina, agar-agar dan cincau. Hal tersebut terungkap setelah tim Dinas Kesehatan Banten melakukan uji sampel beberapa jajanan di PIR, Kota Serang, Selasa (23/6).
Sampel yang diambil merupakan jajanan yang menjadi langganan mengandung zat-zat kimia berbahaya, seperti boraks, pewarna makanan (rodanim) dan formalin. “Dari sampel makanan yang diambil antara lain, makanan yang positif mengandung formalin tahu kuning. Sedangkan agar-agar, bubur pacar cina, dan kolang kaling mengandung zat rodanim,” ujar Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan dan Pengawasan Makanan (Keslim) pada Dinkes Banten, Rostina, ditemui di lokasi.
Kadar formalin tertinggi ditemukan pada tahu kuning. Sementara, jajanan lainnya berkadar rendah. “Tahu kuning kadar formalinnya paling tinggi yakni berada diangka 1,5. Sementara tahu putih hanya nol koma sekian. Namun, walaupun kadarnya rendah tentu saja jika dikonsumsi setiap hari akan terjadi penumpukan yang sangat berbahaya bagi tubuh,” katanya.
Beberapa sampel jajanan yang diambil namun tidak berbahaya antara lain bakso, tahu putih dan tahu jadi. “Semua jenis tahu kami ambil sampelnya. Hasilnya ada jenis tahu putih yang positif formalin, ada juga yang negatif,” ucapnya.
Setelah dinyatakan positif, tim Dinkes mendatangi penjual makanan tersebut dan didata untuk dilakukan pembinaan. “Kami hanya pembinaan. Kalau penindakannya itu kewenangan Balai POM dan kepolisian,” tuturnya.
Uji sampel makanan tersebut dimulai per 23-26 Juni mendatang di seluruh pasar di Banten. “Hari ini (kemarin) diawali di Pasar Rau dan Pasar Ciruas. Selanjutnya pasar-pasar lain di kabupaten/kota lain, seperti pasar kelapa dua, tanah tinggi, dan BSD,” ucapnya.
Salah satu faktor masih beredarnya makanan berbahaya di pasaran tersebut karena bebasnya jual-beli zat-zat kimia berbahaya seperti formalin dan pewarna tekstil. “Memang di kita masih mudah mendapatkan bahan-bahan kimia seperti itu,” ujarnya.
Rano Sidak Pasar Induk Rau
Di saat yang sama, Plt Gubernur Banten juga melakukan sidak ke PIR Kota Serang. Dalam kesempatan itu, Rano mengajak masyarakat agar turut aktif memantau makanan atau produk yang mengandung zat berbahaya.
“Saya mengajak semua masyarakat ikut berperan aktif, terutama kepada BPOM agar tidak lelah memantau dan memeriksa bahan makanan yang mengandung zat berbahaya,” kata Rano saat melakukan sidak ke Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, Selasa (23/6).
Himbauan tersebut disampaikan Plt Gubernur berkaitan masih banyaknya pedagang yang masih menjual makanan yang mengandung zat pewarna dan pengawet berbahaya, seperti formalin atau bahan lainnya. Menurutnya, sangat penting memberikan edukasi kepada pedagang di pasar tentang tanggungjawab menjual makanan sehat. Selain itu, tanggungjawab juga ada di distributor yang menjadi rantai pasok bahan pangan.
“Mereka (pedagang) tahu atau tidak bahan yang dijualnya itu mengandung zat berbahaya, jika tidak lakukan edukasi kepada pedagang dengan berbagai cara, bisa pakai spanduk sosialisasi atau lainnya. karena ini dampaknya sangat berbahaya jika terus dibiarkan,” kata Rano didampingi istrinya Dewi Rano.
Dalam sidak melakukan pemantauan harga sembako, ketersediaan stok barang dan melakukan tanya jawab dengan pedagang di pasar rau.
Didampingi Sekda Banten Kurdi Matin, Kepala Disperindag Mashuri, Kepala Distanak Eneng Nurcahyati, Kepala BKPP Agus Tauhid, Kepala Kantor BI Banten Budiharto, Plt Gubernur menyusuri sudut pasar induk terbesar di kota serang ini. Selain di PIR, Plt Gubernur juga melakukan kunjungan kerja ke pasar ciruas Kabupaten Serang. Disana Plt Gubernur memantau aktivitas jual beli ikan dan sembako. (metty/mardiana/jarkasih)