Jumlah Kaum Urban Diprediksi Menurun
SERANG,SNOL— Momentum mudik Hari Raya Idul Fitri biasanya akan diiringi dengan membludaknya arus urbanisasi usai lebaran. Banyak para pemudik yang membawa kerabatnya untuk mencari pekerjaan di kota, termasuk Kota Serang. Namun untuk tahun ini, jumlah kaum Urban diperkirakan tidak akan sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Kota Serang, Ipiyanto mengatakan Kota Serang hanya merupakan Kota yang berbasiskan ekonomi dari perdagangan dan jasa. “Kota Serang bukan daerah industri, yang akan menjadi magnet masyarakat dari daerah lain untuk berpindah. Kalau pun ada, paling hanya terkait masalah pembantu rumah tangga dan pekerja kasar,” ujar Ipiyanto Kamis (23/07).
Saat ini, pembangunan di wilayah itu juga belum banyak. Hal ini akan berbeda jika informasi pertumbuhan industri di Kota Serang sudah menyebar luas, barulah dapat menarik minat warga luar.
“Tahun ini paling setengah persen berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 10 hingga 20 persen. Kendati sedikit tentu kami berharap kepada masyarakat yang ingin pindah ke Kota Serang untuk segera melaporkan masalah perpindahan domisili mereka, sehingga kami dapat mendatanya dengan baik,” imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Disdukcapil, diprediksi sekitar 0,5 persen atau 3.000-an warga pendatang baru bakal tinggal di Kota Serang pasca Lebaran Idul Fitri ini. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 10 hingga 20 persen, bahkan jika dibandingkan dengan Kota Cilegon maupun Kabupaten Serang yang setiap tahunnya mencapai 5 persen dari jumlah penduduk.
Walikota Serang Tb Haerul Jaman menilai bahwa Kota Serang sebagai ibu kota Provinsi Banten tidak menutup adanya pendatang baru yang ingin mencari nafkah selama mengikuti peraturan daerah yang berlaku. “Bagi saya, tidak ada masalah soal pendatang baru, yang penting mereka mau melaporkan kepindahan tersebut ke instansi terkait dan telah memiliki pekerjaan atau tujuan yang jelas,” ungkap Jaman.
Terpisah, menanggapi fenomena yang biasa terjadi setiap tahun tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengimbau kepada masyarakat desa untuk tidak ikut berbondong-bondong ke kota. “Dengan adanya perhatian serius yang dilakukan pemerintah terhadap desa, saya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih memaksimalkan potensi desa dan mengembangkan ekonomi perdesaan,” ujar Menteri Marwan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/7).
Menurutnya, perputaran ekonomi perdesaan tidak akan kalah dengan ekonomi perkotaan. Apalagi, desa saat ini diberi kewenangan untuk mengembangkan potensi ekonomi dan mendapatkan dana desa dari pemerintah. “Tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan peluang yang ada di Desa. Entah dengan membuat ekonomi kreatif, BUMDes, ataupun mengembangkan desa wisata,” ujarnya.
Jika potensi ekonomi perdesaan sudah tertata, Menteri Marwan yakin peredaran uang dan investasi tidak akan menumpuk di kota-kota besar akan tetapi juga akan tersebar ke daerah-daerah dan desa-desa.
“Dengan adanya investasi yang merata, maka akan tercipta beberapa lapangan kerja yang merata hingga ke daerah. Sehingga arus perputaran uang tidak hanya terpusat di satu titik saja,” tandasnya. (mg30/mardiana/jarasih)