Usulan Musrenbang Lampaui APBD
TANGERANG, SNOL—Usulan masyarakat Kota Tangerang untuk kegiatan pembangunan 2016 berjumlah 3.367. Adapun nilainya mencapai Rp 2,3 triliun.
Jumlah itu belum termasuk usulan dari 43 organisasi perangkat daerah (OPD) yang mencapai Rp 2,2 triliun. Jika ditotal, nilai usulan menembus angka Rp 4,4 triliun. Padahal besaran APBD Kota Tangerang hanya Rp 3,8 triliun.
“Nilai usulan yang melebihi APBD Kota Tangerang membuat kita memilih prioritas. Jadi usulan itu hanya bisa terbiayai sebagian saja,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Said Endrawiyanto, Kamis (19/3) usai Musrenbang (lihat tabel).
Untuk itu kata Said, pihaknya membagi 11 fokus prioritas target dan penganggaran tahun 2016. Diantaranya, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan sarana prasarana, penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan pelayanan kesejahteraan sosial, daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekologis dan tata kelola serta tata kerja birokrasi pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
Kemudian, kondisivitas iklim investasi dan iklim usaha daerah, ketahanan pangan daerah, ketenteraman dan ketertiban serta perlindungan masyarakat, pengetahuan dan kebudayaan, ekonomi kreatif, inovasi teknologi serta daya saing masyarakat dan pengelolaan energi.
“Fokus 11 kegiatan ini juga disinkronkan dengan Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten dan juga Pemerintah Pusat,” katanya. Disebutkannya, sebanyak lima prioritas akan diusulkan Pemkot Tangerang kepada Pemerintah Pusat dan empat prioritas diusulkan ke Pemprov Banten. Kepada Pusat beberapa program diantaranya, penanggulangan banjir, transportasi massal, kampung haji, pasar tradisional dan modern serta pemanfaatan lahan.
“Kita ingin banjir bisa diatasi tiga tahun kedepan. Sementara di bidang transportasi ada tiga model yang kita usulkan yakni kereta api bandara dan dalam kota, BRT/LRT dan busway yang menghubungkan Blok M dengan Ciledug,” kata Said.
Sementara, untuk kampung haji, di Provinsi Banten sendiri tidak ada dan dirasakan kesulitan karena harus bolak-balik ke Bekasi. Terlebih lagi pihaknya berencana membangun suatu kawasan aeropolis dimana Bandara Soetta sebagai pusatnya. Setiap tahun ada 63 juta penumpang yang diharapkan bisa mampir ke Kota Tangerang dan berinvestasi.
“Tanahnya kira-kira seluas 20 hektar yang ada di perbatasan Belendung dengan Batuceper. Kita akan ruislag (tukar guling) dengan pihak bandara,” jelasnya. Kemudian, usulan pasar tradisional dan modern. Untuk tradisional pasar tersebut akan direvitalisasi sebagai upaya mengurangi tingginya inflasi. Selanjutnya pemanfaatan lahan, dimana banyak lahan yang tidak produktif milik pusat dan harus ditata. (uis/made)