Warga Bitung Jaya Tutul Saluran Limbah
CIKUPA,SN—Sebanyak 200 – an warga dari tiga rukun tetangga Kampung Pulo Desa Bitung Jaya Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang berunjukrasa, Jumat (13/3) siang.
Mereka menggelar aksi menutup saluran limbah yang diduga milik PT Mayora dan PT Torabika Eka Semesta. Saluran itu mengalirkan limbah ke danau yang ada di tengah perkampungan.
Dalam demonstrasi kemarin, massa memulai aksinya dengan mendatangi pabrik PT Torabika dan PT Mayora. Tapi, mereka tidak diperbolehkan masuk ke lingkungan pabrik oleh sekuriti. Kecewa aksi mereka tak mendapatkan tanggapan, massa yang terdiri dari pemuda dan ibu – ibu menuju ke belakang pabrik.
Di sana, mereka memecah massa menjadi tiga. Masing-masing kelompok melakukan penutupan saluran yang mengalirkan limbah ke danau PT Jabarwood. Massa menutup saluran menggunakan karung pasir dan tanah.
“Air di danau PT Jabarwood biasanya kami pakai untuk mandi. Terkadang juga kami masak untuk air minum. Tapi sejak tiga bulan terakhir, baru terasa ada perubahan. Airnya membuat gatal-gatal, kadang bau seperti kotoran kucing, warnanya berubah jadi keruh dan keluar uap. Ikan-ikan juga mati. Kami duga ini akibat pembuangan limbah dari PT Mayora dan PT Torabika ke danau PT Jabarwood,”ungkap Muhammad Dedi, tokoh masyarakat Bitung Jaya di lokasi unjuk rasa, kemarin.
Dia menjelaskan, warga sekitar sudah melayangkan surat pengaduan terkait dugaan tersebut kepada DPRD Kabupaten Tangerang. Tapi, tak ada tanggapan. “Warga sengaja tutup aliran limbah dari PT mayora itu guna mencegah adanya hal-hal yang tidak diinginkan dan supaya perusahaan memperhatikan lingkungan sekitar,”ujarnya.
Misnan, warga Pulo RT 13 RW 5 Bitung Jaya mengaku kesal terhadap pabrik yang mengalirkan limbah berbau ke Danau PT Jabarwood. Dia mengancam akan melakukan aksi demo kembali jika aliran limbah ke danau tidak ditutup secara permanen.
“Saya beserta warga akan terus menuntut pabrik supaya aliran limbah ke danau segera ditutup. Warga sudah banyak yang terkena penyakit akibat limbah ini,”ungkapnya. Menurut Misnan, warga sudah merasakan gejala sejak setahun yang lalu. Namun sejak tiga bulan terakhir, bukan hanya danau yang bermasalah tapi juga air sumur warga.
“Air sumur di rumah kami juga bau. Kalau dipakai, gatal-gatal,”ujar Misnan.
Ketua RT 5 RW 13 Mahmudin menjelaskan warga sudah pernah melapor ke desa maupun ke perusahaan terkait limbah itu. Tapi sampai sekarang tidak ada tindakan.
“Saya berharap pihak perusahaan jangan tutup mata karena warga di sekitar sudah sengsara dan butuh air bersih,”katanya.
Kepala Desa Bitung Jaya, Cucu Farid mengungkapkan akan berusaha untuk memusyawarahkan antara warga dan PT Mayora terkait persoalan limbah itu. Dia berharap agar ada titik temu supaya tidak ada yang dirugikan, baik warga maupun perusahaan.
“Saya akan menjembatani antara warga dan perusahaan agar keduanya tidak ada yang dirugikan. Kan kasihan juga kalau gara-gara persoalan ini pabrik ditutup. Padahal, perusahaan ini memiliki banyak karyawan,”ungkap Cucu Farid.
Sementara itu, PT Mayora enggan menanggapi aksi warga tersebut. Sekuriti PT Mayora, Nawawi mengatakan perusahaan tidak membuang limbah ke danau. “Pimpinan masih rapat dan tidak bisa diganggu,”ujar Nawawi menanggapi keinginan Satelit News bertemu pimpinannya untuk melakukan konfirmasi. (mg26/gatot)
Tinggalkan Balasan