PSK Eks Dolly Serbu Dadap

f-suasana di dadap-ist

DADAP,SNOL Jumlah wanita pekerja seks komersial di tempat prostitusi di kawasan Dadap, Kosambi Kabupaten Tangerang bertambah signifikan selama tiga bulan terakhir.

Sedikitnya 50 PSK dari lokalisasi Dolly, Surabaya, telah membuka praktik di Dadap untuk melayani para pria hidung belang yang datang.

Dampak penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur, mulai terasa di Kabupaten Tangerang. Sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) yang berasal dari lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tengara tersebut, kini mulai ‘membuka praktik’ esek-esek di Dadap Kosambi.

Hal ini terungkap setelah Satpol PP dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang melakukan pemeriksaan rutin di lokalisasi prostitusi Dadap, Kecamatan Kosambi, awal September lalu.

“Satpol PP dan Dinas Kesehatan melakukan kegiatan pemeriksaan rutin di Dadap. Dan kami menemukan 15 PSK yang mengaku dari Dolly,” ujar Slamet Budi, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tangerang, Rabu (10/9).

Budi menjelaskan dari hasil pendataan yang dilakukannya, terdapat hampir 500 PSK bekerja di lokalisasi Dadap. Para PSK yang dikendalikan oleh 50 muncikari ini, berasal dari sejumlah wilayah seperti Indramayu, Cirebon, hingga Sumatera dan http://shootthemessinger.com/generic-levitra-usa kini ditambah dengan para PSK yang berasal dari Dolly.

Uniknya, kata Budi, para pekerja seks ini bekerja dengan sistem aplusan. Setiap dua minggu sekali mereka bergan-tian dari satu tempat ke tempat lain. “Dua minggu menetap, nanti berikutnya diganti sama yang lain, selalu berputar begitu,” ujarnya.

Khawatir jumlah eksodus akan semakin membesar, Budi mengatakan sesuai instruksi Bupati pihaknya akan membongkar seluruh wilayah yang dijadikan tempat mangkal para PSK ini termasuk di lokalisasi Dadap.

“Tanggal 23 ini, kami akan mulai membongkar kawasan prostitusi di sepanjang Rawa Rengas hingga Kosambi, dilanjutkan ke sepanjang Kali Perancis. Baru di 2015 setelah anggaran ada, kami akan bongkar lokalisasi di only now Dadap,” jelas pria pernah juga menjabat sebagai Camat Kosambi itu.

Keberadaan PSK eks Dolly di lokalisasi Dadap ini juga dibenarkan oleh Komisi Perlindungan Aids (KPA) Kabupaten Tangerang. Pengelola Program KPA, Hadi Irawan menjelaskan dari hasil pendataan yang dilakukan KPA sejak 3 bulan terakhir jumlah PSK yang beroperasi di wilayah Dadap bertambah sekitar 10 hingga 15 persen dan mereka kebanyakan berasal dari Dolly.

“Karena pergerakannya sangat cepat maka kami belum memiliki angka pasti berapa PSK dari Dolly, namun kisarannya antara 10 hingga 15 persen dari jumlah PSK yang ada atau sekitar 50 orang,” jelas Hadi.

Menurut Hadi, pihaknya sangat khawatir dengan bertambahnya jumlah PSK yang beroperasi di Dadap karena membuka peluang peningkatan jumlah pengidap HIV dan Aids di Kabupaten Tangerang.

“Kemungkinnan mereka membawa penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV sangat tinggi. Jadi tentunya hal ini akan menjadi salah satu kewaspadaan kami,” ujarnya.

Untuk itu, Hadi berharap agar pihak Propinsi Banten serta kepala daerah di kota dan kabupaten yang ada di Banten untuk segera melakukan pertemuan khusus untuk membahas bagaimana cara menangkal masuknya PSK eks Dolly ke wilayah Banten termasuk ke Tangerang.

“Dengan pertemuan eksekutif para kepala daerah, terbukti Jawa Tengah bisa menangkal masuknya PSK eks Dolly. Dan ini harus dilakukan juga di Propinsi Banten,” jelasnya.

Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang memperketat pemeriksaan dan pengawasan di sejumlah lokalisasi di wilayah tersebut.

“Kami lebih aktif mendatangi lokalisasi-lokalisasi baru yang bermunculan,” kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dokter Manik Kusmayoni.

Petugas kesehatan, dikerahkan untuk masuk ke area lokalisasi agar bisa melakukan mendata dan memeriksa kesehatan para wanita penghibur tersebut. Langkah ini dilakukan agar penyebaran penyakit menular seperti HIV/AIDS bisa terpantau dan terkendali.(hendra/gatot/satelitnews)