Produksi Padi di Banten Menurun

SERANG, SNOL – Produksi padi diwilayah Banten pada tahun 2014 lalu menurun, dibandingkan dengan tahun 2013. Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Angka Sementara (Asem) produksi padi pada tahun 2014

sebesar 2.045.883 ton gabah kering giling (GKG). Artinya, terjadi penurunan sebesar 37,73 ribu ton GKG atau 1,81 persen, bila dibandingkan produksi  padi tahun 2013 yang  mencapai 2.83.608 ton GKG.

Walaupun secara keseluruhan, produksi padi menurun. Tetapi, produksi padi sawah mengalami peningkatan. Produksi padi sawah pada tahun 2014, mencapai 1.963.461 ton GKG, yaitu meningkat sebesar 8.286 ton GKG atau 0,42 persen bila dibandingkan produksi tahun 2013 yang mencapai 1.955.175 ton GKG.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, pihaknya dan DinasPertanian (Distan) Kabupaten/Kota secara kontinyu melakukan koordinasi, dan sinkronisasi program serta kegiatan yang mendukung surplus padi. Diantaranya perbaikan irigasi.

Kata Eneng, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertania (Kementan) RI pada tahun 2015 ini mendapat bantuan perbaikan jaringan irigasi tersier di 4 kabupaten/kota. “Terkait degan realisasi pengembangan rehabilitasi jarigan irigasi tersier, yang telah dilakukan pada area persawahan seluas 24.700 Ha. Diharapkan secara fisik, pembangunannya selesai pada Maret 2015 ini. Sementara program optimalisasi lahan seluas 6.500 Ha, akan dilakukan penanaman padi serempak,” kata Eneng, Jumat (13/3).

Upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan untuk tiga tahun mendatang, tidak hanya menjadi tugas dan isntansi terkait. Namun, juga melibatkan semua pihak, terutama masyarakat petani. Sebagai provinsi yang mendapat dana kontingensi untuk peningkatan produksi pertanian, idealnya lahan sawah pascapanen bisa diolah kembali untuk proses penanaman berikutnya secara serempak.

“Saat ini memang yang terjadi di Banten, para petani tidak lagi menanam padi ketika selesai dipanen, melainkan ditanami palawija. Bahkan ada juga yang dibiarkan menjadi lahan tidur,” ujar Eneng.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno menjelaskan, Banten mendapatkan jatah bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan pupuk, benih, dan pestisida. Para petani di Banten juga rencananya akan dapat  bantuan traktor sebanyak 600 unit. Sementara untuk perbaikan saluran irigasi,  Banten sudah mencapai 70 persen dan diperkirakan akhir Maret 2015 ini akan rampung.

“Kita berharap Banten sanggup memenuhi capaian target swasembada pangan, melalui program Upaya Khusus (Upsus) pertanian. Selain padi yakni untuk tiga komoditas palwija yakni padi, jagung, dan kedelai,” ujar Rano, tanpa menyebut jumlah saluran irigasi di Banten. (ahmadi/mardiana)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda dapat menggunakan tag dan atribut HTML: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>