Warga Deklarasikan Diri Kelola Sampah

CAP TANGAN

PAMULANG,SNOL—Ratusan warga Kota Tangerang Selatan berkumpul di lapangan Kantor Walikota di Kecamatan Pamulang, Minggu (22/2). Mereka mendeklarasikan diri bakal mengolah sampah sebagai bentuk peduli lingkungan.Deklarasi di Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari itu dipimpin langsung oleh Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dan http://meertalig.nl/on-line-pharmacy Wakilnya Benyamin Davnie. Acara yang mengusung tema ‘Gerakan Cinta Kebersihan Bersatu Ciptakan Tangsel Bersih Sampah Dengan Pilah Pilih Olah Sampah’, diawali dengan gerak jalan. Kemudian warga diberikan tanah liat dalam wadah, lalu telapak tangannya ditempelkan ke tanah dan mengecapnya diatas karton sepanjang 15 meter.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Tangsel, Yepi Suherman, mengatakan sudah saatnya masyarakat lebih berperan aktif dalam permasalahan sampah di pemukimannya. Di Tangsel sendiri permasalahan sampah memang masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) dan harus diselesaikan bersama.

“Pasalnya masih banyak masyarakat yang memang belum memandang penting keberadaan sampah. Ini bagian dari ajakan, promosi dan manfaat tentang sampah,” katanya.

Pemkot tentunya mengajak dengan langkah konkrit, seperti membentuk kelompok sadar lingkungan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3 R disetiap RW. Tentunya banyak manfaat dari gerakan itu. Semisal, memanfaatkan barang bekas serta bisa mengolahnya menjadi kompos ataupun bahan layak pakai lainnya.

“Dari hasil olahan sampah bisa kita lihat, banyak yang ditampilkan mulai dari baju unik, peralatan musik perkusi, tanaman dari kompos dan kegunaan lain. Ini bagian contoh yang nyata dapat dilakukan siapa saja,” ungkap Yepi.

Hingga saat ini masyarakat di Kota Tangsel memproduksi sampah 600 ton perharinya. Ratusan ton itu pun sebagian besar dibuang langsung ke TPA Cipeucang yang berlokasi di Kecamatan Setu. Jika tidak dikelola sebelumnya oleh warga maka penumpukan sampah akan lebih cepat jika dibandingkan dikelola terlebih dulu melalui TPS 3R.

Pegiat lingkungan dari Yayasan Paradisa, Sugandi menuturkan peringatan hari sampah nasional merupakan bagian dari sejarah sampah di Bandung yang memakan korban sampai ratusan orang. Hal ini untuk menyadarkan masyarakat bahwa sampah harus diperhatikan secara baik.

“Inilah dasarnya mengapa ada peringatan yaitu untuk mensosialisaikan kepada masyarakat,” pungkasnya. (pramita/jarkasih)