Pembangunan Taman Budaya Minta Dikaji Ulang
SERPONG,SNOL—Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), meminta Pemkot mempertimbangkan ulang lahan atau lokasi rencana pembangunan Taman Budaya. Pasalnya, lokasi Taman Budaya yang rencananya berada di Taman Kota 2 BSD, saat ini dipakai kelompok usaha penjual tanaman hias.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tangsel Dadang Raharja mengatakan, pembangunan Taman Budaya Tangsel tersebut, tidak harus menghilangkan pedagang yang suda lama ada di lokasi. Karena keberadaan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pergelaran seni budaya tersebut bisa berdampingan dengan para pedagang.
“Saya sudah lama pernah membuat surat dan mengirimkan kepada Dinas Tata Kota dan surat itu juga telah disampaikan kepada pimpinan (Walikota) agar mempertimbangkan keberadaan para penjual tanaman hias ,” ujar Dadang saat ditemui di di kantornya, kemarin (1/7).
Dadang mengaku saat ini pihaknya mendengar ada kekhawatiran dari para pedagang terhadap adanya rencana pembangunan taman budaya tersebut. Mereka takut jika tempat pengganti yang dijanjikan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel, tidak strategis sehingga bisa ,mengurangi omset pendapatan mereka. “Mereka khawatir itu kan wajar. Sebab ini menyangkut penjualan dan pendapatan mereka juga,” tuturnya.
Dadang mengaku saat ini pihaknya secara lisan telah mendapatkan jawaban atas surat yang dikirimkannya tersebut yakni tidak semua lokasi diperggunakan semua untuk taman budaya. Kendati demikian bilamana tetap harus direlokasi, kata Dadang Pemkot sudah menyiapkan lahan yang representatif.
Dadang menjelaskan lahan yang akan disiapkan jika benar-benar tetap harus direlokasi seluas 10,4 hektar yang merupakan tanah fasos dan fasum di Kelurahan Ciater, Serpong, Tangsel. Nantinya dilokasi itu juga bakal dibangun Agro Edu Wisata atau pertanian terpadu, yang bertumpu pada banyaknya jenis tanaman hias dan perikanan.
“Ya nanti kita bantu lakukan promisi untuk mengangkat omset mereka melalui promosi. Bagaimanapun kepentingan itu untuk masyarakat, baik taman budaya ataupun bagi para pedagang tanaman hias,” ujar Dadang.(pramita/hendra)