Beredar, Surat Penyesalan Rudi Rubiandini
JAKARTA,SNOL Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini mengaku sangat menyesal atas penangkapan dirinya oleh tim Komisi Pemberantasan Korupsi.
Rudi juga mengaku terpaksa menerima suap lantaran adanya suatu tekanan.
Begitu kiranya isi surat permohonan maaf yang konon ditulis Rudi sendiri. Surat tersebut beredar melalui Blackberry Messenger (BBM), sejak Sabtu (18/8) malam.
Disebutkan, mantan wakil menteri ESDM tersebut sangat terjepit atas adanya permintaan dana besar dari pengurus partai berkuasa yang hendak melakukan konvensi. Di sisi lain, ia sedang terbebani biaya perawatan ibunya di salah satu rumah sakit di Bandung, ditambah cicilan pembayaran rumah di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, yang masih menjadi tanggungannya.
Alasan itu pula, disampaikan, Rudi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, terutama rekan-rekan kerjanya di SKK Migas karena tertangkap tangan oleh KPK. Ia berharap, kasus yang menimpanya bisa dijadikan pelajaran bagi rekan-rekan kerjanya di SKK Migas, khususnya dan di industri Migas pada umumnya.
Berikut isi surat tersebut:
“Kepada seluruh rakyat Indonesia saya memohon maaf atas apa yang telah saya lakukan sehingga saya tertangkap oleh KPK. Dan kepada rekan-rekan kerja di SKK MIGAS saya juga memohon maaf atas apa yang terjadi kepada diri saya dan saya berharap apa yang terjadi pada diri saya ini menjadi pelajaran berharga bagi rekan-rekan di SKK MIGAS khususnya dan di Industri Migas pada umumnya.
Karena kalau saya boleh mengatakan apa adanya apa yang telah saya lakukan bukanlah semata atas kehendak saya pribadi namun saya lebih kepada situasi yang membuat saya terjepit karena adanya permintaan dana yang cukup besar kepada saya dari pengurus partai berkuasa yang akan melakukan konvesi.
Permintaan dana tersebut mereka lakukan hampir setiap saat kepada saya dan seringkali tidak mengenal waktu, sementara disatu sisi saya pribadi juga tidak mempunyai dana seperti yang mereka minta, apalagi saat ini saya juga sedang memikirkan ibu saya yang sedang sakit disalah satu rumah sakit di Bandung dan juga saya masih punya kewajiban pelunasan pembayaran rumah di jalan Brawijaya yang belum saya lunasi sepenuhnya, dan dalam situasi seperti itulah saya tidak dapat menolak uang yang disodorkan kehadapan saya dengan harapan saya dapat mengurangi tekanan permintaan dana dari pengurus partai berkuasa yang sejujurnya sudah sangat mengganggu pikiran dan konsentrasi saya dalam bekerja untuk memperbaiki Industri Perminyakan di tanah air.
Demikian permohonan maaf ini saya ucapkan dengan rasa penyesalan yang mendalam, sekali lagi saya memohon maaf kepada semua pihak yang telah saya kecewakan.”(wid/rmol)