Makin Panas, Puluhan Gereja di Mesir Dibakar
KAIRO,SNOL Puluhan gereja di Mesir menjadi sasaran perusakan oleh kelompok pendukung mantan Presiden Mohamad Mursi. Rumah dan tempat usaha milik warga Kristen juga menjadi sasaran.
Sejak Rabu (14/8) dilaporkan sekitar 40 gereja dijarah dan dibakar, sementara 23 lainnya dirusak di sejumlah provinsi di selatan Kairo. Gelombang serangan dimulai tidak lama setelah pasukan pemerintah menyerang kamp demonstran pendukung Mursi di Kairo.
Uskup Ibram, pimpinan gereja Koptik Ortodhoks di provinsi Fayoum mengatakan, massa membakar 5 gereja di wilayahnya. Mereka juga menjarah dan merusak isi gereja sebelum melakukan pembakaran.
“Mereka bahkan sempat kembali ke salah satu gereja yang telah dijarah untuk melihat apa masih ada yang tersisa. Mereka mengangkut kursi-kursi kami ke dalam truk dan ketika sudah tidak ada tempat lagi mereka hancurkan sisanya,” kata Ibram seperti dikutip dari AP, Minggu (18/8).
Di provinsi Bani Suef, sebuah bangunan sekolah Katolik berusia 115 tahun dibakar. Sebelumnya, uang, komputer, proyektor meja dan kursi diangkut oleh massa yang juga merusak lambang salib di gerbang sekolah tersebut.
Kesaksian lain datang dari Bishoy Alfons naguib, seorang pengusaha di provinsi Minya. Ia mengatakan bahwa toko kelontong miliknya dibakar oleh tiga orang bersenjata tajam.
“Di tempat kami para ekstrimis sebelumnya telah menandai toko milik warga Muslim dengan x merah dan kristen x hitam. Saya yakin toko dengan x merah saat ini masih utuh,” ujarnya.
Ikhwanul Muslimin membantah terlibat dalam serangan-serangan ini. Bahkan, organisasi Islam itu dengan tegas mengutuk keras aksi tersebut. Beberapa organisasi Islam lainnya juga telah menyampaikan pernyataan serupa.
Sekedar diketahui, 10 persen dari 90 juta penduduk Mesir adalah pemeluk agama Kristen. Agama Kristen sendiri memiliki sejarah ratusan tahun di negara Timur Tengah itu.
Sejak lengsernya Mursi, kekerasan terhadap umat Kristen meningkat di Mesir. Penyebabnya, mereka dianggap memiliki peran penting dalam runtuhnya pemerintahan Mursi. (dil/jpnn)