Komunitas Robot Korona, Eksis Meski Dana Tipis

F-AKTIVITAS KORONA BIKIN ROBOT-PRAMITA SATELIT NEWS

Berawal dari kumpul bareng dengan para kakak kelas, terbentuklah Komunitas Robotika Mercu Buana (Korona). Anggotanya, para mahasiswa Jurusan Teknik Elektro di Universitas Mercu Buana (UMB), Jakarta.

Para mahasiswa berotak cemerlang ini berhasil menciptakan puluhan robot. Komunitas yang sudah ada sejak 2005 lalu tersebut, mulai eksis dan localstars.com diakui kampus pada tahun 2008.

Awalnya, mereka hanya sekumpulan mahasiswa anggota himpunan mahasiswa (Hima) Jurusan Teknik Elektro di kampus yang terletak di Kembangan, Jakarta Barat itu.

“Kami sering diajari oleh para senior untuk membuat robot, karena dari mata kuliah tidak pernah diajari, begitu seterusnya turun-temurun,” tutur Jefri Marsudi (22), Ketua Tim Korona, saat ditemui Satelit News di laboratorium pembuatan robotika.

Secara turun-temurun, para senior mengumpulkan mereka untuk membuat, berkreasi, dan berimajinasi menciptakan robot cerdas. Awalnya hanya segelintir mahasiswa anggota saja yang ikutan. Barulah seiringnya berjalannya waktu, ada dosen yang juga membimbing mereka dalam membuat robot.

“Dosen yang juga mengajar di cialis canada prescription Teknik Elektro memberikan tips dan motivasi kepada kami,” ujar Jefri. Pelan tapi pasti, sejak 2005, puluhan robot berhasil diciptakan oleh puluhan anggota Korona. Dan sejak resminya Korona berdiri, sedikitnya ada 14 anggota aktif yang selalu fokus menciptakan robot.

Untuk menciptakan satu unit robot berkaki atau beroda dengan berbagai kecerdasan, anggota Korona harus pintar-pintar membagi waktu. Biasanya, di ruang seluas 4×5 meter itu berkumpul para pembuat robot untuk mengotak-atik seluruh komponen yang ada disana.

“Kami biasa berkumpul malam, karena kalau pagi hingga sore kami disibukkan dengan kuliah. Jadi kami harus bagi waktu, agar hobi bisa disalurkan tanpa mengganggu jam kuliah,” tutur Jefri.

Selain komitmen dengan jadwal kuliah, ternyata masih saja ada kendala dalam menciptakan ro-bot cerdas ini. Menurut Heru Suwoyo (21), Ketua Hima Teknik Elektro UMB, kendala lain da-lam Korona adalah pendanaan. Sebab, untuk membuat satu unit robot, dana proyek tidak sedikit.

“Bisa mencapai 80 jutaan, kami pun tidak memaksa pihak kampus untuk memberikan sejumlah uang tersebut. Untuk mengakalinya, kita bongkar pasang robot yang sudah jadi,” aku Heru.

Komponen robot seperti roda, kaki, dan beberapa elektronika lainnya, dibongkar dan pasang ulang membentuk robot dengan desain yang baru. Namun tetap, tidak mengurangi kemampuan dan kualitas robot terbaru dari karya mereka.

“Itu siasat kami, pokoknya anggaran dana tidak akan mempengaruhi kreatifitas kami mencipta-kan robot,” ujar Heru.
Siap Ikuti Kontes Robot Nasional

Jangan tanya berapa banyak robot cerdas yang berhasil mereka buat. Mei mendatang, mereka siap mengikuti Kontes Robot Cerdas Nasional.
“Kami siapkan empat desain robot rakitan cerdas yang akan diikut sertakan dalam kontes,” ujar Muhammad Hafiz, salah seorang anggota Korona.

Keempat desain robot tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu robot beroda dan kaki untuk kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia.
Sedangkan untuk Kontes Robot Seni Indonesia, Korona menciptakan robot yang pandai menari seperti Hanoman. Dan untuk Kontes Robot Indonesia (KRI) kategori manual dan otomatis, juga diciptakan oleh Korona.

“Semua kategori tersebut ada pada Kontes Robot Nasional, yang akan dilaksanakan pada 10 hingga 12 Mei mendatang,” tutur Hafiz.

Kontes robot ini, ujar Hafis, memang selalu digelar oleh Dikti untuk mencari para pemuda Indonesia yang pandai dalam hal robotika.

Pada tahun 2008, Korona pernah mendapat peringat ketiga di tingkat nasional dalam kontes robot Indonesia. “Kami sangat percaya diri dengan berbagai robot cerdas yang berhasil kami ciptakan, karena dalam setiap karyanya kami selalu bertekad memberikan yang terbaik,” ujar Hafiz. (pramita/made)