Dua Juta Warga Banten Tergolong Lansia
SERANG,SNOL Dari total sebanyak 8,9 juta jiwa warga Banten, sekitar 27 persen atau sekitar 2.403.000 orang di antaranya adalah lansia. Mereka tersebar di delapan kabupaten/kota se-Banten, yang sampai saat ini minim perhatian dari pemerintah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banten Hudaya Latuconsina mengatakan, mayoritas warga yang tergolong lansia tersebut dirawat oleh keluarganya, terutama dirawat oleh anak-anaknya.
Para manula itu memang sudah tidak produktif lagi, sehingga harus mendapat bantuan dari pemerintah, khususnya mereka yang tergolong ekonomi menengah ke bawah (miskin).
“Berdasarkan survei yang dilakukan, para lansia itu kebanyakan yang kondisi perekonomiannya menengah ke bawah. Dengan penghasilan di bawah rata-rata, dan butuh belas kasihan orang lain,” kata Hudaya, Selasa (25/10).
Hudaya meminta kepada keluarga yang memiliki lansia untuk merawatnya dengan baik. Apalagi, jika manula tersebut adalah kedua orangtua mereka. “Sesuai perintah ajaran Islam juga, kita wajib memelihara kedua orangtua kita, seperti mereka menyayangi kita pada saat masih kecil,” tambahnya.
Soal bantuan untuk lansia dari Pemprov Banten, Hudaya mengaku sangat terbatas. Karena minimnya anggaran. Pemprov juga kata Hudaya, mengajukannya ke pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI. “Mudah-mudahan saja keinginan kita direspon oleh pusat,” harapnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Banten Ino S. Rawita mengungkapkan, tahun 2017 mendatang para lansia miskin di Banten akan dimasukkan dalam bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kemensos RI yang diturunkan ke Banten.
“Janji ibu Mensos (Khofifah Indar Parawansa,red) seperti itu,” ujarnya.
Ditemui di kediamannya di Kecamatan Cibaliung Kabupaten Pandeglang, salah seorang lansia bernama Muthmainnah (71) mengaku, dirinya tinggal bersama anak bungsunya. Ia sehari-hari menjaga warung milik anaknya tersebut.
“Kalau ada bantuan untuk lansia di Banten, saya mah seneng,”ujarnya. (ahmadi/mardiana/satelitnews)