Tantowi Yahya Optimis Diusung Golkar di Pilgub Banten 2017

TANGERANG,SNOL Bakal calon gubernur Banten Tantowi Yahya optimis mendapatkan dukungan partai Golkar. Dia yakin mampu meningkatkan elektabilitasnya sehingga bisa unggul dalam survei internal partai dengan 15 kursi di DPRD Banten tersebut.

Optimisme itu disampaikan Tantowi saat berkunjung ke kantor Surat Kabar Harian Satelit News, Minggu (10/4) sore.

Menurut anggota Komisi I DPR RI itu, sesuai peraturan internal Partai Golkar, penentuan calon Gubernur Banten akan dilakukan dengan melihat hasil elektabilitas dalam survei yang diselenggarakan lembaga kredibel.

Setelah dua bulan melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat Banten untuk mendongkrak elektabilitas, Tantowi optimis akan terpilih sebagai calon gubernur yang diusung Golkar.

“Partai Golkar akan mengambil keputusan setelah musyawarah nasional di bulan Mei nanti. Saya optimis akan diusung Partai Golkar,” ungkap Tantowi.

Warga Perumahan Bintaro Pondok Aren Kota Tangerang Selatan itu menegaskan tidak akan mencari dukungan dari partai lain seperti yang dilakukan kader Golkar lainnya. Dia hanya akan mencalonkan diri jika diusung partai yang telah mengantarkannya menjadi wakil rakyat tersebut.

“Kalau saya tidak diusung Partai Golkar, ya sudahlah. Tapi saya tetap optimis,” imbuhnya.

Mantan presenter TV itu juga hanya berfokus untuk menjadi calon gubernur. Politisi asal Palembang belum terpikir untuk menjadi calon wakil gubernur. Walau demikian, penyanyi spesialis musik country itu menyadari jika partai Golkar harus berkoalisi dengan partai lain jika ingin mengusung kandidat sendiri. Saat ini, Golkar memiliki 15 kursi di DPRD sehingga dibutuhkan minimal dua kursi lagi untuk memenuhi syarat mengusung calon.

“Saya terus melakukan melakukan komunikasi politik dengan partai lain karena memang Partai Golkar tidak bisa mengusung calon sendiri. Sementara untuk pendamping, itu terserah partai. Karena pemilihan pendamping biasanya tidak harus sesuai keinginan kandidat. Sampai saat ini, saya ingin menjadi calon gubernur. Untuk menjadi calon wakil gubernur, belum terpikirkan. Kalau harus menjadi calon wakil gubernur, saya akan salat istikharah dulu,”pungkasnya.

Ketua Umum DPP Golkar Abu Rizal Bakri saat acara pelantikan pengurus DPD I Golkar Banten, Jumat (8/4), lalu meminta kepada semua kader yang berniat maju pada pilgub untuk bersaing secara sehat dengan gencar menyosialisasikan diri kepada masyarakat sehingga pada saat survei memperoleh posisi teratas.

Ical mengaku sudah meminta Tantowi Yahya, Andika Hazrumi yang sama-sama anggota DPRI RI dan Tb Haerul Jaman yang merupakan Walikota Serang, untuk sama-sama menunjukkan perannya di tengah masyarakat.

Selain survei, hal lain yang akan dipertimbangkan dalam menentukan siapa kader yang akan mendapatkan restu, yaitu pengalaman. Namun sayangnya Ical enggan menjawab siapa saja dari tiga kader tersebut yang berpengalaman. “Anda bisa lihat sendiri (siapa yang berpengalaman),” katanya.

Pengamat Politik dari Kantor Konsultan Politik Konsep Indonesia (Konsepindo), Veri Muhlis Ariefuzzaman mengatakan, Pilgub Banten tidak menarik karena tokoh-tokoh politik yang muncul masih tokoh politik lama. Padahal semestinya sudah harus bermunculan wajah baru agar menjadi pilihan alternatif.

Veri menjelaskan, tokoh yang turun masih berasal dari kekuatan politik lama, para kepala daerah dan mantan kepala daerah, seperti Rano Karno incumbent, mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, mantan Bupati Serang Taufik Nuriman, Walikota Serang Haerul Jaman, mantan Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah dan mantan Walikota Tangerang Wahidin Halim.

Jika pun ada tokoh baru yang muncul ke permukaan, tokoh itu masih berasal dari kekuatan politik lama di Banten, yakni putra mantan Gubernur Banten, Atut Chosiyah, Andika Hazrumy.

“Semua ini menunjukan tidak ada politisi yang berani melawan mereka. Tampaknya mereka berpikir aman, bagimana berpasangan atau berkoalisi dengan para bakal calon itu. Sehingga wajar kalau kami menilai Pilgub Banten kurang menarik, karena belum mampu memunculkan nama-nama baru,” kata Veri, kemarin.

Veri menyayangkan kurang gregetnya pilkada Banten ini karena belum muncul gerakan sosial yang langsung dari masyarakat. “Di Jogja masyarakat sipil turun membuat gerakan Jogja Independen. Di DKI ada gerakan serupa oleh salah satu bakal calon, tetapi di Banten masyarakat adem ayem saja. Jika terus begini sampai bulan Juni, dipastikan Banten akan tetap dipimpin oleh kekuatan politik eksis,” tandasnya.(gatot/dm/bnn/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.