Polisi Perketat Keamanan Wihara di Tangerang

JATIUWUNG,SNOL Kepala Kepolisian Resort Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Irman Sugema mengintruksikan jajarannya untuk melakukan penjagaan di sejumlah Wihara yang ada di Kota Tangerang.

Penjagaan tersebut dilakukan pasca terjadinya aksi perusakan hingga pembakaran rumah ibadah umat Buddha di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Sabtu (30/7) lalu.

Kapolsek Jatiuwung Kompol Darmawan Karosekali mengatakan, berkaitan dengan kejadian di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Kapolres sudah memerintahkan jajaran untuk menyambangi wihara yang ada di wilayah hukum Polres Metro Tangerang Kota.

“Kami sendiri sudah melaksanakan perintah tersebut dengan mengunjungi Wihara yang ada di wilayah hukum Polsek Jatiuwung,” kata Darmawan.

Polisi melakukan penjagaan khusus kepada wihara agar konflik yang terjadi di Tanjungbalai tidak meluas. Dia berharap masyarakat Kota Tangerang tidak ikut terpancing.

Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Triyani Handayani menyatakan, untuk antisipasi Wihara Kapolres menginstruksi para kapolsek untuk melakukan pendataan dan pengamanan. Saat ini kegiatan koordinasi dan penjagaan Wihara juga masih terus berlangsung.

“Bahkan penjagaan diperkuat dengan pola patrol beranting Satuan Sabhara Polres dan jajaran Polsek,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan Sabtu (30/7), tampak pengamanan dilakukan oleh Wakapolsek Tangerang AKP Isa Ansori bersama Pejabat Sementara Kanit Sabhara Polsek Tangerang di Wihara Boen Tek Bio dan Wihara 88 Modernland.

Sedangkan Kaonang selaku Kepala Seksi Politik Dalam Negeri Kesbangpol menuturkan, Kota Tangerang memiliki FKUB yang sangat kuat dan bekerja dengan maksimal, walaupun potensi resistensinya lebih tinggi.

“Sekarang kita melihat output dari hasil selama ini sudah kondusif atau tidak, dan sampai detik ini belum ada permasalahan terkait kasus tersebut dan memang kita juga harus menjaga terjadinya hal itu,” pungkasnya.

Dia menambahkan jika kasus yang terjadi di Tanjung Balai disebabkan karena kurangnya toleransi antar kerukunan beragama. Kerukunan menurutnya tercipta dengan adanya penguatan toleransi.

“Jika hanya ada 2 agama sekalipun akan terjadi rasistensi jika memang tingkat toleransinya rendah. Dan kasus yang terjadi di Tanjung Balai saya yakin akibat provokasi oknum yang ingin memecahkan kerukunan antar umat beragama,” imbuhnya. (iqbal/uis/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.