Polisi akan Panggil Pengelola Tahura Terkait Banjir Bandang
SERANG,SNOL Pihak kepolisian saat ini sedang mendalami biang masalah penyebab banjir bandang di Pantai Wisata Carita. Salah satunya dengan cara memanggil semua pihak termasuk Kepala Tahura, Dinas Kehutanan Provinsi, dan Pemerintah Daerah Provinsi Banten untuk dimintai keterangan terkait dengan dugaan pembalakan liar yang terjadi di kawasan hutan Gunung Aseupan.
Demikian dijelaskan Direskrimsus Polda Banten, Kombes Nurullah, Jumat (29/07). Dugaan kuat terkait adanya aktifitas penggundulan hutan dikemukakan kombes Nurullah ketika melihat TKP dengan helikopter beberapa waktu lalu.
“Ya kita lihat di lokasi memang gundul apalagi pas dilihat dengan heli, tapi terkait siapa dan legal tidaknya aktifitas pembalakan tersebut, itu yang masih kita selidiki,” ujarnya kepada media di Mapolda Banten.
Pengelola Taman Hutan Raya Banten bukan satu-satunya pihak yang akan diperiksa terkait dugaan tersebut, seluruh pihak yang bertanggung jawab akan dimintai keterangan dari tingkat pemerintah provinsi, kabupaten hingga aparatur desa dan masyarakat.
“Semua akan kita panggil, yang jelas semua pengelola hutan termasuk Litbang IPB, Tahura, Perhutani termasuk pemerintah daerah juga yang Dinas Kehutannya kan mereka yang tahu bagaimana pengelolaan hutan yang 5.000 hektar itu,” imbuhnya.
Selain itu, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hak guna hutan termasuk izin penebangan dan pembukaan lahan akan juga diperiksa pihak kepolisian untuk mencari penyelewengan-penyelewangan aturan terkait pemanfaatan hutan.
“Semua dokumen akan kita periksa termasuk panglong (tempat pemotongan kayu-red), izinnya bagaimana dan dapat kayunya legal atau tidak, termasuk izin-izin yang dikeluarkan pemerintah desa setempat terkait pemanfaatan hutan tersebut,” katanya.
Sementara aturan yang akan digunakan pihak kepolisian untuk memproses perkara hukum yang jika terbukti ada pelanggaran adalah undang-undang tentang kehutanan.
”Lima tahun lebih bagi pelaku jika terbukti ada pelanggaran, sanksi terberat akan kita berlakukan karena kita kasian masyarakat di sana, dan hal ini baru pertama ter
jadi,” ancamnya.
Kepala Tahura Banten, Asep Mulya masih enggan berkomentar banyak terkait masalah tersebut. Ia hanya menjelaskan bahwa longsoran tanah tersebut bukan berasal dari wilayah yang kini dikelolanya. “Ini masih rapat, yang pasti banjir Carita bukan dari longsor Tahura,” jawabnya singkat.(mg10/sidik/made/satelitnews)