Koalisi Golkar Rentan Bubar
PETA koalisi partai-partai di Pilgub Banten masih teka teki. Jika berdasarkan jumlah partai dan kursi DPRD yang dikuasai, bisa muncul tiga koalisi pasangan calon. Koa lisi pertama dipimpin PDIP, kedua Golkar, dan ketiga Gerindra. Tiga partai ini memperoleh kursi terbanyak.
Koalisi dalam Pilgub kali ini menjadi keharusan. Tidak ada satupun partai yang bisa mengusung calonnya sendiri. PDIP dan Golkar hanya 15 kursi. Sedangkan Ge rindra 10 kursi. Padahal syarat mengusung calon minimal 17 kursi legislatif.
Mungkinkah tiga koalisi ini akan terbentuk? Sepertinya peluang itu sangat kecil. Elit partai pasti akan berhitung peluang kemenangan dari calon yang diusung. Hasil survei para kandidat akan menjadi pertimbangan utama.
Dari beberapa survei popularitas Rano dan WH yang tertinggi. Sementara ka der partai lain seperti Mulyadi Jayabaya, Dimyati Natakusumah dan Andika Ha zrumy jauh dibawahnya. Angkanya masih satu digit. Realitas survei ini sepertinya akan mengarahkan pada dua koalisi besar. Head to head Rano dan WH.
Sinyal hanya ada dua koalisi pun semakin menguat. Enam partai yaitu Golkar, Gerindra, Hanura, PKS, PKB dan Demokrat sudah sepakat berkoalisi mengusung satu calon. Namun koa lisi ini belum memutuskan siapa calon yang akan diusung. Meski rumor yang berkembang koalisi ini mengarah ke pasangan WH – Andika.
Namun koalisi “pelangi” ini mungkin masih menghitung siapa yang paling layak diusung. Atau bisa jadi lobi di antara partai cukup alot. Pasalnya, Gerindra, dan PKS juga menyodorkan kadernya untuk menjadi calon. Budi Heryadi dan Anton Apriantono. Dua partai ini merasa pantas karena punya kursi yang banyak di parlemen.
Mengusung WH- Andika di koalisi ini juga tidak mudah. WH memang paling populer di antara yang lain, namun hingga kini belum ada dukungan resmi dari Demokrat maupun partai lain. Belum lagi, Demokrat yang hanya punya 8 kursi tentu mengurangi posisi tawar WH di koalisi.
Sebaliknya Andika. Anak muda ini sudah resmi mengantongi dukungan Golkar. Jumlah kursi juga paling banyak. Namun sayang popularitasnya rendah. Plus minus itulah yang akan menyulitkan koalisi ini membuat kesepakatan.
Jika tidak ada titik temu bukan tidak mungkin koalisi bubar di tengah jalan. Apalagi lobi kubu Rano dan PDIP ke partai koalisi ini juga cukup gencar. Rano sudah pasti perlu dukungan penuh partai, agar di parlemen tidak gaduh. Berbagai program bisa berjalan mulus.
PDIP memang akan menjadi pemimpin koalisi kedua dengan mengusung Rano. Namun hingga ini, upaya menggalang koalisi oleh PDIP tidak terlihat atau mungkin tidak terlacak oleh media.
Ada sejumlah partai yang sangat mungkin digandeng oleh partai ini. Di antaranya, Nasdem, PPP, dan PAN. Nasdem punya kedekatan dengan PDIP di level pusat. PPP juga butuh memulihkan mesin partai mereka setelah dilanda konflik. Sementara PAN bisa memanfaatkan koalisi ini untuk menaikkan jumlah kursi di pemilu legislatif.
Namun dari ketiga partai ini tidak ada tokoh atau kader yang menonjol untuk dipasangkan dengan RK. Sepertinya ketiga partai ini akan mencari figur dari luar partai dan disodorkan ke Rano.
Jika peta tidak berubah maka dua koalisi ini akan bertarung memenangkan Pilgub Banten. Partai sepertinya tidak bisa memunculkan figur alternatif selain Rano dan WH. Mungkin stok kader pemimpin sedang terbatas. (*/tim rakyat merdeka group)