SMAN 11 Pandeglang Ambruk

PANDEGLANG, SNOL Belum satu pekan peristiwa ambruknya ruang kelas di wilayah Serang, peristiwa yang sama kembali terjadi di wilayah Pandeglang.

Diduga akibat guyuran hujan yang tiada henti, tiga ruang kelas SMA Negeri 11 Pandeglang, di Kecamatan Menes ambruk. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun rasa was-was menghantui para siswa, lantaran gedung sekolah yang telah rapuh.

”Yah memang tiga ruang kelas saat ini tidak bisa digunakan kegiatan belajar, karena pada saat libur sekolah kemarin (Minggu, red), dua ruang kelas roboh karena kondisinya sudah rapuh. Karena plafonnya bersatu dengan satu ruang kelas lagi, sehingga mengakibatkan kelas lainnya juga nyaris roboh,” ungkap Dade Supriatna, Kepala SMA Negeri 11 Pandeglang, Kecamatan Menes, Senin (19/1).

Kata Dade, kondisi robohnya tiga ruang kelas sudah dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten setempat, dan untuk efektifitasnya kegiatan belajar mengajar, dirinya terpaksa harus merubah jam belajar menjadi dua shift yakni pagi dan sore.

”Kami berharap Pemkab Pandeglang melalui dinas pendidikan segera memprioritaskan pembangunan tiga ruang kelas yang roboh itu pada tahun 2015 ini,” katanya.

Kondisi bangunan sekolah yang dipimpinnya itu, lanjut Dade, dibangun pada tahun 2003 lalu yang sebagian besar kondisinya mengkhawatirkan terjadi ambruk. Karena semua atap sudah terlihat rapuh, seperti dua ruang kelas praktikum atau ruang LAB.

”Memang kondisi semua gedung sekolah SMAN 11 Pandeglang ini sudah 11 tahun belum mendapatkan alokasi rehab. Kami juga khawatir pada saat KBM terjadi ambruk karena atap bangunan sudah rapuh apalagi jika musim hujan. Para siswa menjadi tidak tenang dan nyaman dalam belajar,” katanya, seraya menambahkan pada tahun 2014 pihaknya mendapatkan tiga bangunan kelas baru dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

”Kami sudah sampaikan pada komite sekolah untuk bisa diusulkan dalam Musrenbang pada tahun 2015 ini, mudah-mudahan bisa direalisasikan secara bertahap.Tapi untuk tahun ini kami sangat mendesak untuk rehab bangunan tiga ruang kelas yang ambruk itu,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Komite SMKN 11 Pandeglang, Masruchi, yang menyatakan pihaknya telah menyampaikan peristiwa ambruknya gedung sekolah itu ke Pemkab Pandeglang. Pihaknya bisa di-realisasikan pembangunannya pada tahun 2015 ini.

”Pembangunan tiga ruang kelas yang ambruk pada saat liburan sekolah sangat prirotas untuk segera direalisasikan, untuk sementara kegiatan belajar anak kita bagi dua shif, pagi dan sore,” katanya.

Sebelumnya, dua ruang kelas Madrasah Aliyah (MA) Nurul Falah di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang ambruk rata dengan tanah. Peristiwa ambruknya sekolah yang terjadi pada pada Kamis (15/1) lalu. Tak ada peristiwa dalam kejadian itu. Namun akibat ambruknya ruang kelas aktivitas KBM di sekolah itu menjadi terganggu.

“Selain memang kondisi sekolah karena tak pernah ada perbaikan, juga karena cuaca ekstrim dan angin kencang,” ungkap Wakil Kepala Kurikulum MA Nurul Falah, Asmawati.

Asmawati menuturkan, detik-detik robohnya sekolah yang berdiri puluhan tahun ini diketahui saat masuk sekolah usai liburan panjang. Karena dianggap membahayakan, kegiatan belajar mengajar dan siswa kelas II, 12 dan 13 diungsikan ke kelas yang aman.

“Jadi KBM siswa kami gabung dengan siswa kelas yang lainnya. Ada juga yang menumpang ke sekolah Tsanawiyah. Mulanya untuk KBM Aliyah masuk pagi, sekarang ini KBM kita adakan sore,” ujar Asmawati.

Robohnya dua sekolah di dua tempat berbeda itu, lantaran keduanya merupakan bangunan tua yang telah lama tak tersentuh rehab.(ade/riu/bnn/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.