Korban Vaksin Palsu di Ciledug Divaksin Ulang
CILEDUG,SNOL Sebanyak 20 balita yang menerima vaksin palsu di RSIA Mutiara Bunda, Kota Tangerang divaksin ulang di Puskesmas Ciledug. Pemberian vaksin ulang ini dilakukan secara bertahap bagi orangtua yang sudah mendaftarkan anaknya agar tidak terjadi penumpukan.
Sekertaris Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Henny Herlina mengatakan, ada 20 anak yang melakukan vaksin ulang di Puskesmas Ciledug. Ini adalah rekomendasi dari Satgas untuk dilakukan imunisasi ulang dan bertahap sesuai arahan dari Satgas.
“Hari ini kami melakukan imunisasi Pentabio yaitu pengganti Tripasel. Sebelum melakukan vaksinasi, balita terlebih dahulu harus diperiksa oleh Dokter Anak untuk memastikan dapat dilakukan vaksin atau tidak,” jelas Henny, Selasa (26/7).
Menurut Henny, vaksin yang dilakukan di Puskesmas Ciledug melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dinkes Provinsi Banten dan RSUD Kota Tangerang. Vaksin yang diberikan ini untuk mencegah Diferi, Pertusis dan Tetanus (DPT). Hal tersebut dilakukan guna memberikan kekebalan pada penyakit tersebut, dan vaksin Pentabio yang dilakukan saat ini berefek menimbulkan panas.
Salahsatu anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Sukarno menjelaskan, untuk permasalahan pelanggaran dari kasus vaksin langsung akan ditangani oleh Pansus yang dibentuk Dinkes Provinsi Banten. Ia mengaku saat ini hanya melakukan pemantauan pemberian vaksin ulang.
“Kami hanya memantau Puskesmas Ciledug yang hari ini menjadi lokasi untuk dilakukan vaksin ulang,” ujarnya
Sementara, saat vaksin ulang berlangsung ada seorang nenek bernama Dyah Rahardjo yang mendatangi petugas untuk meminta klarifikasi, lantaran cucunya yang berada di Australia waktu lahirnya menerima vaksin dari RSIA Mutiara Bunda.
Kepada Satelit News, Dyah mengaku bingung dam kesal. Pasalnya, ia telah melakukan kesalahan dengan menyuruh anaknya yang dahulu sedang berlibur ke Tanah Air untuk segera melahirkan secara prematur di RSIA Mutiara Bunda. Ia berharap agar pelaku penyebab peredaran vaksin palsu segera ditindak dengan tegas oleh Pemerintah dan aparat kepolisian.
“Dulu saya sengaja menyuruh anak saya segera melahirkan di RSIA Mutiara Bunda karena kebanyakan orang merekomendasikan di tempat itu. Seharusnya anak saya memang belum waktunya melahirkan, tetapi karena jarak jauh dan saya ingin melihat kelahiran cucu, makanya anak saya melahirkan di RSIA tersebut,” ujarnya. (iqbal/uis/satelitnews)