Hati-hati Memilih Travel Umrah
TANGERANG,SNOL Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangerang turut angkat bicara terhadap kericuhan calon jamaah umrah di PT Garuda Angkasa Mandiri (GAM), Kamis (17/3). Kemenag mengaku akan menindaklanjuti kasus tersebut dengan menerjunkan petugas.
“Saya belum dengar ya informasinya (kericuhan). Kalau travel umrah PT Garuda Angkasa Mandiri saya tahu karena adanya di Kota Tangerang,” kata Kepala Kemenag Kota Tangerang, Dedi Mahfudin saat dihubungi kemarin.
Ditanya soal izin PT GAM, Dedi menjelaskan, terkait travel umrah ijinnya sampai hari ini belum ada di setiap kabupaten/kota tetapi masih ada di kewenangan Pemerintah Pusat.
“Jadi kita tidak bisa terlalu jauh memantau travel umrah yang ada. Walau demikian kita sudah berikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana memilih travel umrah yang baik,” ujarnya.
Dedi mengungkapkan, dirinya memang sempat mendengar informasi terakhir jamaah umrah PT GAM saat pembukaan MTQ Kota Tangerang beberapa waktu yang lalu. Dirinya kaget waktu itu calon jamaah mencapai 600 orang yang menunggu antrean.
“Saya rasa PT Garuda Angkasa Mandiri ini terlalu berani menawarkan perjalanan umrah dengan harga yang murah dengan harga-harga promo. Tapi kita prinsipnya selalu mengarahkan masyarakat untuk memilih travel umrah yang memenuhi persyaratan, jadi tidak tergiur dengan biaya umrah yang 12 juta atau 14 juta rupiah,” paparnya.
Dedi menjelaskan, travel umrah harus memenuhi kriteria. Diantaranya izin operasional penyelenggaraan umrah. Kemudian masyarakat juga harus melihat kesiapan travel, mulai dari kantor dan sebagainya.
“Yang lebih penting juga pilih travel yang memnuhi kesanggupan mengurus visa tepat waktu. Travel juga harus memastikan pesawat apa yang akan digunakan, bukan seperti ngeteng mencari kursi kosong,” ujarnya.
Selain itu, kata Dedi lagi, pilih travel yang menyediakan pemondokan yang pasti. Jangan mau tergiur pada travel umrah yang menawarkan hotel bintang lima tapi tidak jelas dan hanya sebatas angan-angan
“Soal harga juga seharusnya ditetapkan oleh kurs dollar bukan rupiah. Maka masyarakat harus curiga dengan travel yang menawarkan paket hemat yang hanya berspekulasi. Travel ini kan lintas negara, jadi untuk menentukan rupiahnya berapa biasanya saat pembayaran waktu pelunasan, bukan diawal,” tuturnya.
Dedi menegaskan, pihaknya bersama Kemenag Banten terus menyuarakan untuk tidak tergiur dengan travel dengan biaya yang murah. Masyarakat diminta untuk lebih teliti.
“Kadang-kadang travel menunda pemberangkatan dengan alasan visa belum selesai dan disuruh nunggu, itu harus hati-hati,” ucapnya.
Ditambahkan Dedi, karena ijinnya ada di pusat, Kemenag kabupaten/kota tidak terlalu konsentrasi melakukan pengawasan. Ini wilayah kerja pusat dan yang punya kewenangan mencabut izin juga pusat.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi pembelajaran dan saya berharap kedepan daerah bisa diberikan kewenangan terkait izin, jadi bisa melakukan pengawasan dan kalau macam-macam bisa langsung dicabut izinnya,” ujarnya.
Travel PT Garuda Angka Mandiri tidak pernah melapor penyelenggaraan secara khusus. Selain itu, Kemenag Kota Tangerang juga belum dapat laporan dari korban. Kalau ada, Kemenag bisa langsung melapor ke provinsi dan Provinsi rekomendasi ke pusat.
“Soal ini akan saya perintahkan kepala KUA setempat untuk buat laporan. Kemudian kita pelajari dilaporkan ke provinsi dan diteruskan ke pusat,” tukasnya. (uis/gatot/satelitnews)