Mahasiswa dan Pelajar Turun Bersamaan
PANDEGLANG,SNOL– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pandeglang, kembali berunjukrasa di jalan raya wilayah Pandeglang. Mereka menyerukan seluruh masyarakat untuk bersatu dan stop kekerasan antar ummat beragama. Dalam aksi refleksi hari sumpah pemuda ke 87 itu, massa aksi mulai bergerak sekitar pukul 10.00 Wib ke Alun-alun Pandeglang. Sambil long march, pendemo membentangkan spanduk, poster dan beberapa bendera, sambil mengelilingi Alun-alun sekitar. “Stop kerusuhan antara umat beragama, we are Indonesia,” dan lima orang pengujuk rasa memakai kalung symbol dari masing-masing agama. Setelah itu, mahasiswa berhenti di depan kantor Bupati dan menyimbolkan kebersamaan antara umat beragama, menggunakan tinta warna merah dengan lima jari di capkan kepada spanduk yang sudah disediakan.
Ketua Umum PC PMII Pandeglang, Atang Maulana mengatakan, pada 28 Oktober 1928 lalu, para pemuda Indonesia menunjukan kepada dunia bahwa tekad Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bangsa yang bersatu dan mampu berdiri sendiri. Maka dari itu, janji sumpah pemuda wajib dilestarikan dan diperjuangkan, demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan yang adil dan makmur.
“Patut kita ketahui bersama, pelopor semangat kemerdekaan 1945, sampai saat ini diabadikan di museum sumpah pemuda Batavia. Oleh karena itu, semua umat beragama harus saling menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi antara satu sama lain Karena kita satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa,” kata Atang, dalam orasinya, Rabu (28/10).
Korlap aksi Munajat meneriakkan semangat sumpah pemuda yang sejatinya tidak mengenal agama, suku, ras, budaya dan lain sebagainya. Sebab, sumpah pemuda adalah pemersatu, semangat, tujuan dan keinginan kemerdekaan Negara Indonesia. Untuk itu, haruslah dimaknai dan diterapkan dalam berkehidupan di Indonesia.
Kebijakan Pemkab Dituding Belum Berpihak Kepada Pemuda
Di Kabupaten Lebak, perayaan hari Sumpah Pemuda ke 87, diwarnai unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa (FAM) Lebak. Mereka menuding, sampai saat ini kebijakan Pemkab belum berpihak kepada kepentingan para pemuda.
Massa aksi berputar mengelilingi Alun-alun Rangkasbitung, sekitar pukul 14.30 Wib. Sebelumnya, merekalongmarch dari Jalan Raya Multatuli yang berjarak sekitar 700 meter. Sementara, puluhan aparat kepolisian dari Polres dan Polsek Rangkasbitung serta aparat Satpol PP Lebak, disiagakan di halaman kantor Pemda Lebak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Korlap aksi Obit Faturohman mengatakan, Pemkab Lebak dibawah kepemimpinan Iti Octavia Jayabaya – Ade Sumardi (IDE) yang notabene mewakili pemuda di Lebak karena usianya relatif masih muda, dinilai belum berpihak kepada para pemuda. Itu terlihat dengan tidak adanya program yang konkrit untuk para pemuda. Padahal, APBD Lebak TA 2015 yang mencapai Sekitar Rp2,1 triliun lebih dinilai cukup untuk memberdayakan para pemuda di Lebak.
“Yang kami lihat, programnya baru sebatas seremonial. Belum menyentuh kepada permasalahan yang dihadapi oleh para pemuda saat ini,” kata Obit, dalam orasinya.
Pemasalahan yang dihadapi oleh para pemuda di Lebak saat ini adalah tingginya warga Lebak yang tidak meneruskan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT), dan masih banyaknya angka putus sekolah pada lulusan SLTA. Kedua permasalahan tersebut berimbas pada kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga warga Lebak kalah saing dalam bursa tenaga kerja dibanding dengan warga dari daerah lain.
Terpisah, Assisten Daerah (Asda) IV Pemkab Lebak, Tadjudin Yamin membantah tudingan para pendemo. Dia berdalih, justru saat ini Pemkab Lebak programnya lebih kepada peningkatan kualitas SDM warga Lebak, seperti program padat karya, pertukaran pelajar, pemberian beasiswa murid berprestasi, penganggaran untuk kegiatan kepemudaan dan lain-lain.
“Konkritnya banyak pemuda asal Lebak di kancah nasional yang telah mengharumkan Lebak. Baik pada bidang olahraga maupun pendidikan. Jumlah desa tertinggal di Lebak juga berangsur-angsur dituntaskan,” klaimnya.
Di tempat lain, ratusan siswa SMAN 1 Rangkasbitung menggelar mimbar bebas dan pembagian bunga di sekitar Alun-alun Rangkasbitung. Mereka juga mengingatkan warga dan para pengguna jalan untuk kembali memaknai Sumpah Pemuda dengan berkarya membantu pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan. (mg29/ahmadi/mardiana/jarkasih)