Seragam Olahraga Pemicu Pembacokan

TIGARAKSA,SNOL—Terkuak sudah alasan FH (16) membacok guru dan pemilik Yayasan Darussalam di Kampung Bubulak Kelurahan Mekar Bakti Kecamatan Panongan, Rabu (7/10) lalu. Siswa yang dikenal pendiam itu mengaku mengamuk karena kesal seragam olahraga tak diberikan Muryanah, salah seorang korban yang juga staf tata usaha merangkap guru. Namun, motivasi itu diragukan pihak sekolah.Pengakuan FH, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan, disampaikan dalam berkas acara pemeriksaan Polresta Tangerang. Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Tangerang Iptu Wawan menjelaskan dari hasil penyelidikan dapat, tersangka tega mengayunkan goloknya karena kesal tidak mendapatkan seragam olahraga sekolah. Tersangka kesal lantaran sudah membayar lunas seluruh persyaratan administrasi tapi tak kunjung mendapatkan seragam. Hingga pada malam harinya terjadi peristiwa tragis yang hampir menewaskan anak dan pemilik Yayasan Darussalam.

“Pengakuannya, si tersangka pembacokan karena belum diberikan baju seragam olahraga. Jadi pada siang harinya sebelum kejadian tersangka sempat bertemu dengan korban yakni Muryanah untuk meminta seragam tapi tidak diberikan. Sampai tiba pada malam harinya ia mendatangi rumah korban dengan maksud mencari Muryanah,” ungkap Iptu Wawan, kemarin.

Meski begitu, Wawan tidak bisa menyimpulkan hasil pemeriksaan hanya berdasarkan keterangan tersangka pembacokan. Pihaknya juga harus meminta keterangan dari kedua korban yakni, Sri Hartati dan Muryanah. Namun karena keduanya masih dalam perawatan intensif maka belum bisa ada penyelidikan terhadap korban.

“Tunggu sampai keduanya pulih baru bisa dimintai keterangan. Karena informasi yang kami dapat hanya baru sebelah pihak. Kondisi korban sudah mulai membaik, keduanya sudah mulai sadar dari koma. Tapi masih belum bisa diajak berkomunikasi dengan orang-orang,” tandasnya.

Wawan mengatakan Polresta Tangerang akan menghadirkan psikolog untuk mendampingi tersangka selama menjalani pemeriksaan. Mengingat FP sendiri masih dikategorikan usia anak-anak. “Kami upayakan untuk menghadirkannya, supaya proses pemeriksaan berjalan lancar,” cetusnya.

Di lain pihak, Kepala SMK Darussalam Nari Ansori mengaku tidak pernah terjadi permasalahan antara pihak sekolah dengan FH. Menurutnya proses belajar mengajar yang dilakukan oleh FH berjalan dengan baik tanpa ada perselisihan antara tersangka dengan guru-guru di sekolah.

“Tidak pernah ada permasalahan antara guru dengan muridnya, termasuk adik kami FH. Bahkan sebelum kejadian FH sempat mengikuti UTS yang dilangsungkan pada pagi harinya. Kami juga tidak menyangka bakal ada kejadian seperti ini, karena dia sendiri adalah anak yang baik. Dia juga tercatat sebagai seorang santri dan terlihat rajin salat,” paparnya.

Ketika ditanyakan persoalan baju olahraga Nari membantah dengan keras jika dikatakan pihak sekolah belum memberikannya. Menurutnya ketika seluruh administrasi sudah diselesaikan oleh pihak keluarga murid maka secara otomatis atribut-atribut yang dibutuhkan diberikan kepada siswa.

“Permasalahan administrasi semua sudah dilunasi oleh pihak keluarga, dalam hal ini adalah kakaknya. Karena sejak masih kecil FH memang sudah ditinggal wafat sama ayahnya, bisa dikatakan sebagai anak yatim. Jadi tidak pernah ada tunggakan apa-apa, apalagi sampai harus tidak diberikan baju olahraga sama pihak sekolah. Jadi itu tidak mungkin,” paparnya. (mujeeb/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.