Kebutuhan Dasar Warga Banten Belum Tercapai

SERANG, SNOL- Gerakan 70 Tahun Indonesia Merdeka (G70) menggelar seminar kemerdekaan ‘Menuju Banten 2085’, di Auditorium Untirta, Selasa (6/10). Dalam seminar tersebut terungkap jika harapan masyarakat Banten adalah kesejahteraan kebutuhan dasar seperti kesejahteraan ekonomi dan pendidikan.“Hasil dari harapan dan impian elemen  masyarakat Banten ini akan kami buat buku dan intisarinya akan dimasukan dalam kapsul waktu yang akan tiba di Banten pada 17 sampai 18 Oktober 2015,” kata Ananta Wahana, Ketua Gerakan 70 Tahun Indonesia Merdeka Banten.

Ia mengatakan, G70 Banten siap menyambut kapsul waktu yang membawa mimpi dan harapan masyarakat Indonesia untuk 70 Tahun mendatang tiba di Banten. Kapsul waktu yang menempuh perjalanan dari Sabang sampai Merauke  akan tiba di Provinsi Banten di Alun-alun Barat Kota Serang pada antara 17-18 Oktober.

“Kapsul waktu merupakan simbol peringatan 70 Indonesia merdeka itu bukan hanya seremonial, namun ada sentuhan ideologi dengan jargon pemerintah ‘Ayo Kerja’. Nantinya semua harapan dan mimpi anak bangsa ditampung ke dalam kapsul waktu berukuran besar dan terdapat 35 lubang kapsul didalamnya yang mampu tahan sampai 100 tahun,” katanya.

Ketua DPRD Banten Asep Rahmatulah mengatakan, sebagai masyarakat mengharapkan Banten akan tumbuh menjadi daerah yang maju dan sejahtera, dengan mengedepankan nilai-nilai budaya dan sejarah masa lalu Banten yang memiliki kekuatan. Banten pada masa lalu terkenal dengan kejayaan dan kemandirian serta toleransi antar umat beragama.

“Masjid Banten Lama dan peninggalan Kesultanan Banten sebagai simbol kejayaan Banten masa lalu. Sekarang kondisinya seperti apa, tidak terurus dan dibiarkan begitu saja. Padahal itu adalah peninggalan sejarah kejayaan Banten masa lalu yang harus dipelihara,” kata Asep.

Oleh karena itu, kata dia, generasi muda di Banten saat ini harus memiliki refleksi atas nilai-nilai sejarah Banten masa lalu. Sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku dan kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah dan peradaban masa lalu di Provinsi Banten.

“Bukan berarti saya menapikan terhadap persoalan lain seperti pendidikan, infrastruktur dan lainnya. Tapi menurut saya membangun atau mengangkat nilai sejarah peradaban Banten masa lalu juga sangat penting untuk membentuk karakter dan kepedulian masyarat terhadap daerahnya,” ujarnya.

Rektor Untirta Soleh Hidayat menyoroti, persoalan pendidikan di Banten yang masih jauh tertinggal dibandingkan daerah lainnya. Salah satu yang disampaikan dalam seminar tersebut, yakni  rata rata sekolah di Banten masih rendah atau rata-rata pendidikan masyarakat Banten sampai kelas dua SMP atau sekitar 8,5 tahun.

“Angka partisipasi pendidikan baik SMP dan SMA di Banten masih rendah. Apalagi partisipasi pendidikan tinggi masih sangat rendah,” ungkapnya.

Sekda Banten Ranta Soeharta mengatakan, harapan Pemprov Banten ke depan masyarakat akan semakin sejahtera dan pelayanan terhadap masyarakat semakin baik.

“Tentunya pemerintah menginginkan masyakatnya lebih sejahtera. Untuk mencapai tujuan itu, tentu membutuhkan dukungan semua pihak termasuk masyarakat itu sendiri, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata,” tuturnya.(dwa/aep/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.