Omzet Pedagang Ayam Menurun Drastis
LEBAK,SNOL– Jelang hari raya Idul Adha 1436 H, harga daging ayam di Pasar Rangkasbitung mencapai Rp 37 ribu perkilogram. Padahal sebelumnya, hanya Rp 28 ribu. Hal itu berdampak terhadap pendapatan para pedagang yang menurun drastis karena pembeli menjadi sepi dan stok ayam tersisa banyak.
Salah seorang pedagang ayam potong di pasar Rangkasbitung, Rosad (43) mengungkapkan, kenaikannya terjadi sejak dua minggu lalu. Ia juga, tidak mengetahui persis alasan kenaikan harga itu. “Biasanya, naiknya juga paling antara Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu. Sekarang, malah sampai Rp 9 ribu/Kg,” keluhnya, seraya menyebut ia memperoleh pasokan daging ayam langsung dari DKI Jakarta.
Senada dikatakan oleh Wijaya (39) pedagang ayam lainnya di Pasar Rangkasbitung. Akibat kenaikan daging ayam tersebut, hanya sedikit warga yang membelinya. “Jadi, omzet penjualan kami menurun drastis,” tukasnya.
Sebelum mengalami kenaikan harga, para pedagang biasanya meraup keuntungan dalam sehari antara Rp 200 ribu hingga Rp 450 ribu. “Kalau sekarang, dapat Rp 100 ribu juga sangat susah,” keluhnya.
Guna meminimalisir tingkat kerugian, biasanya para pedagang mengurangi suplai penjualan ayamnya. “Kalau biasanya saya menjual 20 sampai 50 potong perhari, sekarang paling 10 hingga 15 kilogram perhari,” ujarnya.
Warga di Kecamatan Rangkasbitung Sanaah (37) juga mengeluhkan tingginya harga ayam potong dipasaran. Oleh karena itu, ia lebih memilih membeli produk lain sebagai teman makan (lauk-pauk).
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagpas) Kabupaten Lebak, Orok Sukmana mengaku, belum mengetahui terkait melambungnya harga daging ayam di Pasar Rangkasbitung. Kendati demikian, ia akan memantau ke lapangan.
“Saya baru tahu harga ayam naik dari para wartawan. Tapi, menurut saya, tingginya harga ayam karena banyaknya permintaan. Insya Allah akan kita cek,” tandasnya. (ahmadi/mardiana/jarkasih)